Member Setia POKERMULIA.COM, Kini mimin kembali lagi membagikan satu cerita dewasa yang tak kalah menerik ...
Disini mimin share cerita tentang gadis anggun berumur 18 tahun, sebut aja namanya Molin, pada saat itu Molin dan Ayahnya baru pulang dari acara resepsi pernikahan putra rekan bisnis ayahnya, dan tiba2 molin berkata
", Aduh . . Yah, kok kepalaku agak pusing dan mual ya ," tanya Molin ke Ayahnya
", Apa mungkin karena pengaruh makanan tadi x lin ," tanya Ayahnya
", Bisa jadi. Sebelumnya aku kesana kan aku baik - baik saja yah ," jawab Molin
", Badan kamu demam gak lin ," tanya Ayah nya lagi
", Nggak sih, aku nggak ngerasa demam. Cuman pusing dan mual aja ," jawab Molin
", Ayah anterin ke dokter ya . . ," bujuk Ayah nya karna takut kenapa2
", hmmmm . . boleh deh yah ," jawan Molin
Disini mimin share cerita tentang gadis anggun berumur 18 tahun, sebut aja namanya Molin, pada saat itu Molin dan Ayahnya baru pulang dari acara resepsi pernikahan putra rekan bisnis ayahnya, dan tiba2 molin berkata
", Aduh . . Yah, kok kepalaku agak pusing dan mual ya ," tanya Molin ke Ayahnya
", Apa mungkin karena pengaruh makanan tadi x lin ," tanya Ayahnya
", Bisa jadi. Sebelumnya aku kesana kan aku baik - baik saja yah ," jawab Molin
", Badan kamu demam gak lin ," tanya Ayah nya lagi
", Nggak sih, aku nggak ngerasa demam. Cuman pusing dan mual aja ," jawab Molin
", Ayah anterin ke dokter ya . . ," bujuk Ayah nya karna takut kenapa2
", hmmmm . . boleh deh yah ," jawan Molin
Akhirnya mereka mampir ke dokter praktek yang sejalan dengan arah menuju rumahnya. Sesampainya di tempat dokter, mereka harus menunggu di ruang tunggu kira-kira 15 menit. dan pada saat itu ada bapak-bapak dan dua lelaki muda yang sejak kehadiran Molin, pandangan mereka langsung tertuju ke arahnya. Tak perlu heran. Karena memang kehadiran Molin begitu mencolok disitu. Ibaratnya dunia ini hitam putih sebelum kehadirannya. Sejak kehadirannya, menjadi penuh warna "hehe". Karena memang Molin itu sangat cantik dan menarik. Bentuk tubuhnya pun juga indah. Kulitnya putih. Ditambah lagi waktu itu ia menggunakan parfum mahal dan berdandan penuh karena menghadiri pesta pernikahan. Wuaahh! Tentu saja ia langsung menarik perhatian orang-orang disana dan mereka yang punya pikiran kotor (seperti bapak-bapak dan pemuda tadi) seketika jadi langsung mupeng ( muka pengen ) membayangkan wajahnya yang cakep dan tubuhnya yang sexy menggairahkan. Gaun pesta yamg dikenakannya waktu itu berwarna putih dari bahan kain yang cukup tebal dan sangat pas dengan tubuhnya. Tidak kekecilan dan tidak kebesaran, betul-betul pas menempel ditubuhnya. Sehingga terlihat jelas keindahan bentuk tubuhnya. Pinggangnya yang ramping, pinggulnya yang menonjol, dan juga dadanya yang menonjol di balik gaun tebal yg membalut tubuh indah itu. Ditambah pula, belahan dada atas yang sedikit kelihatan. Maklumlah, namanya juga gaun pesta perempuan. Biarpun tidak bisa dikatakan sangat terbuka, tetapi tetap saja menunjukkan ke-sexy-an pemakainya. Apalagi kalau pemakainya adalah Molin! Membuat orang sakit pun dibuat jadi sehat dan lupa akan sakitnya, seperti orang tadi. ( LIVE POKER )
Akhirnya dipanggillah nama Molin. Dan masuklah Molin kedalem ruang dokter ditemani oleh Ayahnya. Memang pantas kalau Ayahnya masuk mendampinginya. Anak perempuan umur 18 tahun itu, tentu tidak baik dibiarkan masuk sendirian ke dalem kamar tertutup berdua dengan dokter lelaki yang usianya dalem masa puber kedua. Apalagi kalau anak perempuannya secantik dan se-sexy Molin. Lagipula hal itu bisa membuat orang mupeng yang sedang menunggu di ruang tunggu jadi melayang-layang pikirannya membayangkan kejadian yang nggak-nggak di dalem ruangan itu (betul nggak sih? hehehe). Dokter yang memeriksanya adalah dokter Warsitho. Usianya 40 tahun lebih. Wajahnya kebapakan dan tutur bahasanya sangat sopan sepertinya ia berasal dari kalangan priyayi. Ia mendengarkan dengan penuh pengertian sambil memandang Molin dengan serius. Tetapi tampangnya sangat sulit ditebak apakah ia mendengarkan serius keluhan Molin ataukah diam-diam juga mupeng dengan perempuan itu? Setelah mendengar keluhan Molin, ia akan memeriksanya di ruang periksa.. Ruang periksa adalah ruangan kecil di dalem ruang konsultasi itu yang dibatasi oleh swinging door yang tak ada kuncinya. Molin masuk ke ruang periksa itu bersama dokter Warsitho tanpa diantar Ayahnya. Mungkin Ayahnya tak ikutan masuk karena ia tak ingin melihat waktu Putrinya membuka bajunya. Lagipula situasinya cukup aman karena ruang periksa itu hanya dibatasi swinging door yang tak ada kuncinya. Hal itu juga dijelaskan oleh dokter Warsitho karena ia tidak ingin orang berpikiran yang bukan-bukan kalau ia punya niat jelek terhadap putrinya. Apalagi ia sadar kalau Molin itu adalah perempuan muda yang luar biasa cakepnya dan sexy pula. Di dalem ruangan itu, seperti biasa dokter Warsitho akan memeriksa dengan alatnya. Untuk itu iaberkata dengan sopan, ( CAPSA )
“Maaf dik, bajunya tolong dibuka sebentar ya.” bilang dokter kepada molin
“Wah, kalau begini saja apa nggak bisa, dok?” jawab molin yang merasa gelisah
“Takutnya kurang jelas, tapi ok, saya coba dulu ya.” dokter yang merasa terpaksa
“Waduh, maaf, mungkin baju kamu ini terlalu tebal, jadi saya nggak bisa mendengar.” pinta lagi sang dokter
Tiba-tiba Molin benar - benar menjadi kelihatan gelisah.
“Waduh gimana ya…”
“Cuman sebentar aja kok,” kata Dokter Warsitho dengan senyum pengertian seolah ia maklum akan keresahan perempuan ini. Ia mengerti bahwa perempuan muda seperti dia, tentulah risih kalau disuruh membuka bajunya di depan seorang pria berumur seperti dirinya. Biarpun kepada seorang dokter sekalipun.
“Saya hanya ingin memeriksa bagian perut kamu yg mual itu. Nggak lama kok.. Paling juga beberapa menit.” bujuk dokter kepada molin
“Apa nggak ada jalan lain, dok?” molin mencari akal
“Ya nggak ada. Kalo kamu mau sembuh ya mesti diperiksa,” katanya mulai tidak sabar. Ia merasa sedikit tersinggung karena dikiranya tentu perempuan ini mengira ia punya pikiran yang bukan-bukan.
“Ehmmm….ok deh,” kata Molin dengan ragu.
Tetapi yang dilakukan Molin setelah itu sangat aneh. Seharusnya ia membuka retsleting gaun dipunggungnya. Tetapi yang dilakukan justru ia mengangkat rok gaunnya itu dan menaikkannya ke atas sampai ke pangkal pahanya. Baru kemudian disadarinya bahwa gaun itu bagian pinggangnya cukup ketat. Sehingga tak mungkin ia mengangkatnya terus sampai ke perutnya. Sehingga akhirnya gaunnya diturunkan kembali. Tapi ia terlanjur memamerkan pahanya yang putih mulus serta celana dalem warna coklat mudanya di depan dokter Warsitho.
“Nggak perlu begitu dik,” kata dokter Warsitho rupanya ia heran juga dan mulai curiga jangan-jangan
perempuan ini cakep cakep tapi perkembangan otaknya agak nggak beres.
“Saya cuman mau periksa perut kamu di bagian sini yang tadi kamu bilang agak sakit itu,” katanya
sambil menunjuk bagian atas perutnya sendiri dengan harapan supaya Molin mengerti maksudnya, tanpa perlu mengatakannya secara eksplisit.
“OK,” kata Molin dengan lemah. Rupanya akhirnya Molin mengerti juga. Karena ia mulai membuka retsleting gaun di punggungnya. Kemudian setelah sempat ragu-ragu sejenak, diturunkannya gaun itu sampai sebatas perut.
“WuaAhh!”
Dokter Warsitho secara spontan berseru kaget dan matanya terbelalak. Karena kini bagian atas tubuh Molin telanjang tanpa ada penutup sehelai benang pun! Sehingga ia bisa melihat jelas buah dada ranum nan indah milik perempuan muda yang menggairahkan terutama bagi pria seumur seperti dirinya itu. Sejak tadi ia sudah agak-agak mupeng dengan kecantikan dan ke-sexy-an perempuan ini. Apalagi sekarang disuguhi pemandangan indah seperti itu dalem jarak begitu dekat! Buah dada putih itu nampak padat berisi dan kencang dengan kedua puting mungilnya yang segar kemerahan menonjol kedepan. Apalagi ac ruangan yang agak dingin, membuat puting buah dada Molin jadi makin perky dan menonjol. Dokter Warsitho sudah belasan tahun menjadi dokter dan ia sudah cukup sering memeriksa pasien perempuan. Tetapi waktu itu jantungnya berdegup kencang juga melihat buah dada ranum nan indah dan segar terpampang jelas di depan matanya. Dan itu bukan dada seorang ibu-ibu setengah umur yang bodinya sudah nggak karuan, tapi itu dada milik perempuan muda yang cakep!! Gaun pesta Molin itu memang bukan gaun yang beli jadi melainkan gaun yang khusus dibuat untuk dirinya. Maka itu gaun itu begitu pas di tubuhnya. Apalagi Molin termasuk perempuan yg sangat perhatian dalem hal merawat tubuhnya sehingga ia tidak kegemukan semenjak gaun itu dibuat. Dan di bagian depan gaun itu telah ada semacam bra yg menempel menjadi satu dengan gaun itu. Sehingga pemakainya tak perlu memakai bra lagi. Tentu untuk membuat gaun seperti ini tidaklah gampang karena harus diukur betul-betul akurat supaya pas dipakai oleh si pemakai. Tak heran kalau gaun itu mahal harganya dan pembuatnya pun adalah seorang penjahit top (omong-omong, penjahitnya perempuan bukan lelaki). Itulah sebabnya kenapa sedari tadi Molin nampak ragu untuk menurunkan gaunnya. Karena untuk membuka
bagian perut tentu harus melewati dada. Sementara ia tak memakai bra yang terpisah dari gaunnya itu. dengan diturunkannya gaun itu tentu otomatis dadanya jadi terbuka bebas. Sebelumnya dikiranya dokter bisa memeriksa dirinya tanpa ia perlu membuka gaunnya. Kalau tahu begini, tentu ia tidak akan ke sini sebelum pulang ke rumah dan ganti pakaian dulu. Tapi karena sudah terlanjur sampai disini dan masuk ke ruang periksa dan takut dokter itu tersinggung, jadi ya apa boleh buat, terpaksa direlakan dadanya dilihat dokter itu. Toh itu demi kesehatan dirinya. Yang tak jelas adalah seruan kaget dokter Warsitho tadi adalah betul-betul kaget ataukah karena terkagum-kagum oleh buah dada perempuan muda ini?
Tetapi dokter Warsitho rupanya tahu bagaimana cara bersikap secara profesional. Karena setelah sejenak kaget dan secara spontan menatap buah dada ranum nan indah itu, ia segera memalingkan wajahnya 30 derajat waktu menempel-nempelkan alatnya itu di beberapa tempat di perut Molin. Tapi, sebenarnya, apalah artinya memalingkan wajah seperti itu, karena toh ia masih bisa melihat dengan jelas sekali dalem posisi seperti itu. Karena jaraknya memang begitu dekat. (Tapi memang kalau tidak bisa melihat sama sekali, justru lebih bahaya. Kalau salah tempat malah lebih gawat lagi.) Tak lama kemudian, ia berkata,
”OK, sudah selesai,” sambil memandang wajah Molin. Tentu waktu itu pun ia bisa melihat buah dadanya dengan jelas sekali tanpa perlu menatapnya langsung. Tetapi setelah itu malah pandangan matanya melirik ke buah dada telanjang itu, sebelum akhirnya ditutup kembali dengan gaun itu. Setelah dengan rapi Molin menutup gaunnya kembali, Dokter Warsitho berkata,
” Seharusnya kalau tahu begitu tadi kamu nggak perlu diperiksa. Bisa langsung saya kasih obat saja.” (Sangat aneh, kenapa ngomongnya baru sekarang ya??)
Setelah itu kembalilah mereka ke ruang konsultasi itu.
“Bagaimana dok?”
“Ooh, nggak apa-apa kok. Bukan masalah serius. Mungkin karena salah makanan saja,” katanya sambil senyum-senyum. Entah apa maksud senyumannya itu.
Akhirnya dipanggillah nama Molin. Dan masuklah Molin kedalem ruang dokter ditemani oleh Ayahnya. Memang pantas kalau Ayahnya masuk mendampinginya. Anak perempuan umur 18 tahun itu, tentu tidak baik dibiarkan masuk sendirian ke dalem kamar tertutup berdua dengan dokter lelaki yang usianya dalem masa puber kedua. Apalagi kalau anak perempuannya secantik dan se-sexy Molin. Lagipula hal itu bisa membuat orang mupeng yang sedang menunggu di ruang tunggu jadi melayang-layang pikirannya membayangkan kejadian yang nggak-nggak di dalem ruangan itu (betul nggak sih? hehehe). Dokter yang memeriksanya adalah dokter Warsitho. Usianya 40 tahun lebih. Wajahnya kebapakan dan tutur bahasanya sangat sopan sepertinya ia berasal dari kalangan priyayi. Ia mendengarkan dengan penuh pengertian sambil memandang Molin dengan serius. Tetapi tampangnya sangat sulit ditebak apakah ia mendengarkan serius keluhan Molin ataukah diam-diam juga mupeng dengan perempuan itu? Setelah mendengar keluhan Molin, ia akan memeriksanya di ruang periksa.. Ruang periksa adalah ruangan kecil di dalem ruang konsultasi itu yang dibatasi oleh swinging door yang tak ada kuncinya. Molin masuk ke ruang periksa itu bersama dokter Warsitho tanpa diantar Ayahnya. Mungkin Ayahnya tak ikutan masuk karena ia tak ingin melihat waktu Putrinya membuka bajunya. Lagipula situasinya cukup aman karena ruang periksa itu hanya dibatasi swinging door yang tak ada kuncinya. Hal itu juga dijelaskan oleh dokter Warsitho karena ia tidak ingin orang berpikiran yang bukan-bukan kalau ia punya niat jelek terhadap putrinya. Apalagi ia sadar kalau Molin itu adalah perempuan muda yang luar biasa cakepnya dan sexy pula. Di dalem ruangan itu, seperti biasa dokter Warsitho akan memeriksa dengan alatnya. Untuk itu iaberkata dengan sopan, ( CAPSA )
“Maaf dik, bajunya tolong dibuka sebentar ya.” bilang dokter kepada molin
“Wah, kalau begini saja apa nggak bisa, dok?” jawab molin yang merasa gelisah
“Takutnya kurang jelas, tapi ok, saya coba dulu ya.” dokter yang merasa terpaksa
“Waduh, maaf, mungkin baju kamu ini terlalu tebal, jadi saya nggak bisa mendengar.” pinta lagi sang dokter
Tiba-tiba Molin benar - benar menjadi kelihatan gelisah.
“Waduh gimana ya…”
“Cuman sebentar aja kok,” kata Dokter Warsitho dengan senyum pengertian seolah ia maklum akan keresahan perempuan ini. Ia mengerti bahwa perempuan muda seperti dia, tentulah risih kalau disuruh membuka bajunya di depan seorang pria berumur seperti dirinya. Biarpun kepada seorang dokter sekalipun.
“Saya hanya ingin memeriksa bagian perut kamu yg mual itu. Nggak lama kok.. Paling juga beberapa menit.” bujuk dokter kepada molin
“Apa nggak ada jalan lain, dok?” molin mencari akal
“Ya nggak ada. Kalo kamu mau sembuh ya mesti diperiksa,” katanya mulai tidak sabar. Ia merasa sedikit tersinggung karena dikiranya tentu perempuan ini mengira ia punya pikiran yang bukan-bukan.
“Ehmmm….ok deh,” kata Molin dengan ragu.
Tetapi yang dilakukan Molin setelah itu sangat aneh. Seharusnya ia membuka retsleting gaun dipunggungnya. Tetapi yang dilakukan justru ia mengangkat rok gaunnya itu dan menaikkannya ke atas sampai ke pangkal pahanya. Baru kemudian disadarinya bahwa gaun itu bagian pinggangnya cukup ketat. Sehingga tak mungkin ia mengangkatnya terus sampai ke perutnya. Sehingga akhirnya gaunnya diturunkan kembali. Tapi ia terlanjur memamerkan pahanya yang putih mulus serta celana dalem warna coklat mudanya di depan dokter Warsitho.
“Nggak perlu begitu dik,” kata dokter Warsitho rupanya ia heran juga dan mulai curiga jangan-jangan
perempuan ini cakep cakep tapi perkembangan otaknya agak nggak beres.
“Saya cuman mau periksa perut kamu di bagian sini yang tadi kamu bilang agak sakit itu,” katanya
sambil menunjuk bagian atas perutnya sendiri dengan harapan supaya Molin mengerti maksudnya, tanpa perlu mengatakannya secara eksplisit.
“OK,” kata Molin dengan lemah. Rupanya akhirnya Molin mengerti juga. Karena ia mulai membuka retsleting gaun di punggungnya. Kemudian setelah sempat ragu-ragu sejenak, diturunkannya gaun itu sampai sebatas perut.
“WuaAhh!”
Dokter Warsitho secara spontan berseru kaget dan matanya terbelalak. Karena kini bagian atas tubuh Molin telanjang tanpa ada penutup sehelai benang pun! Sehingga ia bisa melihat jelas buah dada ranum nan indah milik perempuan muda yang menggairahkan terutama bagi pria seumur seperti dirinya itu. Sejak tadi ia sudah agak-agak mupeng dengan kecantikan dan ke-sexy-an perempuan ini. Apalagi sekarang disuguhi pemandangan indah seperti itu dalem jarak begitu dekat! Buah dada putih itu nampak padat berisi dan kencang dengan kedua puting mungilnya yang segar kemerahan menonjol kedepan. Apalagi ac ruangan yang agak dingin, membuat puting buah dada Molin jadi makin perky dan menonjol. Dokter Warsitho sudah belasan tahun menjadi dokter dan ia sudah cukup sering memeriksa pasien perempuan. Tetapi waktu itu jantungnya berdegup kencang juga melihat buah dada ranum nan indah dan segar terpampang jelas di depan matanya. Dan itu bukan dada seorang ibu-ibu setengah umur yang bodinya sudah nggak karuan, tapi itu dada milik perempuan muda yang cakep!! Gaun pesta Molin itu memang bukan gaun yang beli jadi melainkan gaun yang khusus dibuat untuk dirinya. Maka itu gaun itu begitu pas di tubuhnya. Apalagi Molin termasuk perempuan yg sangat perhatian dalem hal merawat tubuhnya sehingga ia tidak kegemukan semenjak gaun itu dibuat. Dan di bagian depan gaun itu telah ada semacam bra yg menempel menjadi satu dengan gaun itu. Sehingga pemakainya tak perlu memakai bra lagi. Tentu untuk membuat gaun seperti ini tidaklah gampang karena harus diukur betul-betul akurat supaya pas dipakai oleh si pemakai. Tak heran kalau gaun itu mahal harganya dan pembuatnya pun adalah seorang penjahit top (omong-omong, penjahitnya perempuan bukan lelaki). Itulah sebabnya kenapa sedari tadi Molin nampak ragu untuk menurunkan gaunnya. Karena untuk membuka
bagian perut tentu harus melewati dada. Sementara ia tak memakai bra yang terpisah dari gaunnya itu. dengan diturunkannya gaun itu tentu otomatis dadanya jadi terbuka bebas. Sebelumnya dikiranya dokter bisa memeriksa dirinya tanpa ia perlu membuka gaunnya. Kalau tahu begini, tentu ia tidak akan ke sini sebelum pulang ke rumah dan ganti pakaian dulu. Tapi karena sudah terlanjur sampai disini dan masuk ke ruang periksa dan takut dokter itu tersinggung, jadi ya apa boleh buat, terpaksa direlakan dadanya dilihat dokter itu. Toh itu demi kesehatan dirinya. Yang tak jelas adalah seruan kaget dokter Warsitho tadi adalah betul-betul kaget ataukah karena terkagum-kagum oleh buah dada perempuan muda ini?
Tetapi dokter Warsitho rupanya tahu bagaimana cara bersikap secara profesional. Karena setelah sejenak kaget dan secara spontan menatap buah dada ranum nan indah itu, ia segera memalingkan wajahnya 30 derajat waktu menempel-nempelkan alatnya itu di beberapa tempat di perut Molin. Tapi, sebenarnya, apalah artinya memalingkan wajah seperti itu, karena toh ia masih bisa melihat dengan jelas sekali dalem posisi seperti itu. Karena jaraknya memang begitu dekat. (Tapi memang kalau tidak bisa melihat sama sekali, justru lebih bahaya. Kalau salah tempat malah lebih gawat lagi.) Tak lama kemudian, ia berkata,
”OK, sudah selesai,” sambil memandang wajah Molin. Tentu waktu itu pun ia bisa melihat buah dadanya dengan jelas sekali tanpa perlu menatapnya langsung. Tetapi setelah itu malah pandangan matanya melirik ke buah dada telanjang itu, sebelum akhirnya ditutup kembali dengan gaun itu. Setelah dengan rapi Molin menutup gaunnya kembali, Dokter Warsitho berkata,
” Seharusnya kalau tahu begitu tadi kamu nggak perlu diperiksa. Bisa langsung saya kasih obat saja.” (Sangat aneh, kenapa ngomongnya baru sekarang ya??)
Setelah itu kembalilah mereka ke ruang konsultasi itu.
“Bagaimana dok?”
“Ooh, nggak apa-apa kok. Bukan masalah serius. Mungkin karena salah makanan saja,” katanya sambil senyum-senyum. Entah apa maksud senyumannya itu.
“Apalagi putri bapak tubuhnya sangat sehat dan masih begini muda. Sehingga sakit apa pun juga cepat sembuhnya. Oh ya, omong-omong, putrinya umur berapa?”
Aneh juga dokter ini, ngapain nanya umur segala? pikir ayah nya molin
“18 tahun.” jawab ayahnya
“Ooh, masih muda sekali. Tubuh juga masih segar. Pasti cepat sembuh. OK, ini saya kasih resepnya.”
“Terima kasih dok.”
“Terima kasih dok.”
“Sama-sama. Nanti kalo belum sembuh juga, jangan sungkan-sungkan mampir kesini lagi.”
“Dan ingat,” tambahnya,
“Kesehatan tubuh itu penting sekali.”’
Molin sedang mengendarai mobilnya menuju ke tempat fitness. Ia mulai rajin berolahraga karena ingin supaya tubuh tetap fit. Selain itu juga untuk menjaga supaya berat dan bentuk tubuh tetap bagus. Juga supaya otot-otot tubuh tetap kenceng. Terutama bagian buah dadanya. Ia khawatir kalau buah dadanya akan cepat mengendur atau sagging. Apalagi belakangan ini mulai sering diremas-remas dan juga terguncang-guncang akibat benda tumpul. Ia tidak ingin buah dadanya jadi mengendur dan jelek setelah umur 30-an atau akhir 20-an. Oleh karena itu ia rajin berolahraga sejak dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat. Walaupun masih muda, tapi ia cukup wise juga rupanya. Setelah memarkir mobilnya, tak lama kemudian masuklah ia ke tempat fitness itu. Disana cukup banyak orangnya. Ada yang tua maupun yang seumuran dia atau lebih tua sedikit. Baik lelaki maupun perempuan. Waktu itu Molin memakai celana pendek putih yang cukup pendek. Sehingga nampak jelas pahanya yang putih mulus. Sementara atasannya ia memakai kaus tanktop cukup ketat tanpa lengan warna kuning. Nampak jelas dadanya yang menonjol di balik kaus tanktopnya itu. Dan nampak sedikit belahan bagian atas dadanya karena kaus yang dikenakan itu berleher rendah.
Rambutnya digulung-gulung dan diikat. Supaya tidak mengganggu waktu berolahraga. Ia waktu itu bersiap mengikuti kelas aerobik. Di dalem ruangan itu ada beberapa lelaki dan bapak-bapak yang sejak semula mencuri-curi pandang kearahnya. Tak lama kemudian, dimulailah latihan aerobiknya. Selama satu jam penuh Molin berkonsentrasi penuh dengan exercise-nya itu. Tetapi yang kasihan lelaki-lelaki dan para bapak disitu karena banyak yang terpecah konsentrasinya. Setelah selesai aerobik, tubuh Molin menjadi basah penuh dengan keringat dan napasnya terengah-engah. Kaus tanktop-nya yg dikenakan di dalemnya jadi tercetak dengan jelas, terutama karena warnanya yang agak gelap. Ia tidak langsung mandi di shower tapi menunggu sampai dirinya cooling down dan tubuhnya kering terlebih. Ia melepas ikatan rambutnya sehingga kini rambutnya terurai bebas. Rambutnya pun jadi agak basah karena keringat di kepalanya. Waktu itu ia berjalan menuju ke bagian lain, ke tempat latihan mengencangkan otot dengan menggunakan alat. Tidak banyak orang yang berolahraga disana waktu itu. Waktu itu ia melakukan sesuatu, yang apabila orang melihatnya, pasti dibuat mupeng abis oleh tindakannya itu. Karena tiba-tiba ia melepas kaus tanktop yang melekat basah di tubuhnya itu. Yang melihatnya agak kecele karena didalemnya bukan bra biasa yg tipis dan sexy tapi sport bra. (Sport bra adalah bra khusus digunakan untuk olahraga jadi bentuknya lebih besar dan kuat dibanding bra biasa.
Fungsi utamanya selain menutupi dada juga untuk melindungi buah dada dari guncangan waktu melakukan olahraga yang sifatnya “high impact”, seperti aerobik barusan). Sebenarnya untuk jaman sekarang adalah hal yang cukup normal perempuan hanya memakai atasan sport bra doang di tempat fitness. Tapi tetap saja ada yang mupeng dibuatnya karena bagaimana pun menyaksikan pemandangan perempuan melepas bajunya, biarpun di dalemnya masih ada lapisan yang menutupi tubuhnya, tentu merupakan pemandangan yang sangat merangsang bagi lelaki. Apalagi kalau perempuannya cakep dan tubuhnya putih mulus dan sexy seperti Molin. Waktu Molin sedang berjalan-jalan dan melihat-lihat orang yang berolahraga disitu, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya. Suara yang tak asing baginya.
“Molin?! Lho kok kamu ada disini?” Molin segera menoleh ke arah datangnya suara,
“Eh, Pak Rohmad. Lho, kok bapak juga ada disini?”
“Saya khan part-time instructor disini. Kamu sudah lama fitness disini?”
“Baru bulan lalu joinnya.”
“Bagus sekali kamu ikut fitness disini. Karena olahraga itu penting sekali bagi kesehatan tubuh. Dan kesehatan tubuh itu penting sekali artinya,” kata Pak Rohmad.
“Setuju Pak. Oleh karena itu sekarang saya olahraga dengan teratur. Supaya tubuh tetap sehat,” kata Molin.
Selanjutnya mereka berbincang-bincang sejenak. Pak Rohmad adalah guru olahraga di sekolah Molin. Di usianya yang akhir 30-an atau awal 40-an itu, ia termasuk seorang dengan stamina yang cukup tinggi dan fisik yg kuat. Maklum, ia adalah orang yang rajin berolahraga berbagai macam. Tubuhnya kekar. Kulitnya sawo matang. Rambutnya dipotong cepak dan berkumis, membuat tampangnya kelihatan garang. Pak Rohmad adalah suami dari Bu Ratinuk, kepala sekolah di sekolah itu. Meski tubuhnya kekar, tetapi Pak Rohmad tergolong sebagai suami takut istri. Mungkin karena Bu Ratinuk adalah atasannya di sekolah. Atau mungkin karena Bu Ratinuk lebih tinggi penghasilannya. Atau mungkin karena Bu Ratinuk berasal dari keluarga cukup kaya. Atau mungkin karena Bu Ratinuk orangnya sangat cerewet. Sehingga dalem kehidupan sehari-hari Pak Rohmad lebih banyak menurut dan tak berani melawan istrinya. Hanya satu saja Bu Ratinuk selalu takluk dengan suaminya, yaitu ketika di atas ranjang. Dalem hal ini, Bu Ratinuk sangat puas dengan “performance” suaminya itu. Sementara waktu mereka berbincang-bincang itu, diam-diam kemaluan Pak Rohmad jadi mengeras juga. Biasanya ia melihat Molin di sekolah waktu ia selalu memakai pakaian seragam yang rapi dan sopan. Ia tahu perempuan ini selalu memakai pakaiannya dengan rapi. Bahkan melihatnya memakai pakaian olahraga sekolah pun juga jarang sekali atau mungkin malah tidak pernah. Karena ia adalah guru olahraga untuk murid lelaki. Sedangkan guru olahraga untuk murid perempuan adalah Bu Zaire. Dan olahraga untuk lelaki dan perempuan selalu dipisahkan. Tetapi kini Molin sangat berbeda. Ia nampak begitu sexy dengan pakaian yang minim melekat di tubuhnya. Ia melihat Molin yang tubuhnya hanya dibalut sport bra dan celana pendek sport yang benar-benar pendek dan lumayan ketat. Sementara sebagian besar tubuhnya ter-ekspos dengan jelas. Dalem jarak begitu dekat ia bisa melihat dengan jelas daya tarik seksual anak didiknya itu yang begitu menggairahkan dan membangkitkan nafsu setiap lelaki normal, termasuk dirinya waktu itu. Wajahnya yang cantik innocent. Tubuhnya yang basah mengkilap penuh dengan keringat. Rambutnya yang juga agak basah karena keringat, terurai dengan bebas. Kulitnya yang putih mulus. Dadanya yang menonjol dibalik sport branya. Belahan atas buah dadanya yang terbuka seolah menggoda untuk membuat para lelaki termasuk dirinya penasaran ingin tahu seperti apa bentuknya secara keseluruhan.
Perut dan kedua tangannya yang telanjang. Pahanya yang putih mulus terlihat jelas sampai hampir pangkalnya. Pinggulnya yang menonjol dibalik celana sport yang pendek dan ketat itu. Sehingga Pak Rohmad, yang di sekolah selalu bersikap sopan, kini jadi mupeng juga dengan Molin, perempuan favorit sekolah itu. Setelah itu Pak Rohmad membawa Patricia berkeliling sambil menunjukkan beberapa alat olahraga. Tujuan baiknya tentu menjelaskan manfaat alat-alat itu ke anak didiknya. Tetapi ia juga punya tujuan tersembunyi, yaitu untuk cuci mata menikmati tubuh Molin yang sexy dan mulus itu. Mumpung ia dapat kesempatan sangat bagus hari itu. Belum tentu ia mendapat kesempatan seperti ini lagi. Patricia memakai kaus olahraga tanpa lengan dengan celana pendek yang ketat. Kali ini ia berolahraga melatih otot tubuhnya terutama bagian tubuh depannya.. Waktu itu ia sedang dibimbing oleh Pak Rohmad. Rupanya ia sengaja mencari kesempatan supaya bisa “membimbing” Molin berolahraga secara benar. Dan hari itu akhirnya ia mendapat kesempatan yang diidam-idamkan itu. Waktu itu Molin sedang duduk di alat fitness itu. Kedua tangannya bergerak membuka dan menutup sambil memegang bagian dari alat itu (nggak tahu apa nama alat ini. Tapi alat ini selalu ada di tempat fitness). Sementara Pak Rohmad di sebelahnya memperhatikannya. Apa yang diperhatikannya? Memperhatikan exercise yang dilakukan Molin tentunya. Tetapi sangat sulit dipercaya kalau sedari tadi ia tidak juga sambil memperhatikan paha Molin yang putih mulus itu. Juga dadanya yang menonjol di balik baju olahraganya. Apalagi waktu Molin membuka tangannya, membuat dadanya nampak lebih terbuka dan membusung. Dan posisinya yang berdiri lebih tinggi dibanding Molin yang sedang duduk, membuatnya bisa melihat lebih banyak lagi gumpalan daging buah dada Molin. Setelah itu Molin latihan sit up. Pak Rohmad memotivasinya untuk sanggup melakukannya 40 kali. Sampai akhirnya Molin berhasil juga melakukannya 40 kali. Setiap kali Molin membungkuk kedepan dan mengangkat tubuhnya, Pak Rohmad selalu berusaha mengintip gundukan buah dada bagian atas perempuan itu yang terlihat dari celah bajunya. Sehingga ia bisa melihatnya sebanyak 40 kali juga. Setelah itu Molin tiduran telungkup di atas matras yang agak tinggi. Sementara Kakinya dikaitkan ke alat fitness dengan diberi beban. Kemudian kakinya digoyangnya naik turun dan ditekuk untuk mengangkat beban itu. Pak Rohmad mengawasinya sambil mengelilingi di samping, belakang, dan depan. Sehingga ia bisa memberi nasehat serta memotivasi anak didiknya itu. Sementara matanya tentu juga jelalatan memandangi tubuh sexy yang sedang telungkup itu. Apalagi ia bisa dengan bebas memelototinya tanpa resiko ketahuan terutama waktu di samping dan dibelakang. Waktu di samping: ia bisa memelototi dengan jelas pinggul Molin yang menonjol yang terbalut celana pendek yang ketat dan sexy itu. Juga bisa melihat punggung perempuan yang sedang telungkup itu secara keseluruhan. Waktu di belakang: ia bisa menatap pahanya yang putih mulus dan juga pinggul serta bagian kemaluannya yang tertutup celana pendek itu. Waktu di depan: ia bisa melihat gundukan buah dada bagian atas yang terlihat dari belahan leher bajunya. Terakhir Molin latihan mengangkat tubuhnya. Kedua tangannya meraih dua ring di atas kepalanya. Kemudian berusaha mengangkat tubuhnya ke atas. Ini sangat berat sekali. Sehingga Pak Rohmad membantu mengangkatnya ke atas dengan memegang pinggangnya dan juga kaki serta pahanya. Waktu memegang pinggang, tentu ia tidak memegang bajunya tapi kulit pinggangnya. Karena memegang bajunya tentunya akan licin. Selain pinggang juga kadang ia membantu mengangkat tubuh Molin dengan memegang paha perempuan itu. Bahkan sempat pula ia melingkarkan kedua tangannya di paha Molin sambil ia berdiri di belakangnya dengan jarak sangat dekat. Sampai-sampai kepalanya hampir menyentuh pinggul perempuan itu. ( CEME KELILING )
“Bagaimana rasanya, Molin,” tanya Pak Rohmad setelah sesi latihan itu selesai.
“Wah, cape banget dan tubuh jadi pegal-pegal sih Pak. Tapi rasanya enak sekali. Apalagi nanti
malem, bisa tidur enak deh,” kata Molin.
“Memang olahraga itu penting bagi kesehatan tubuh,” kata Pak Rohmad.
Apalagi olahraga yang juga memberikan kepuasan batin, kata Pak Rohmad dalem hatinya. Tak lama kemudian…
Molin sedang telanjang bulat di dalem kamar mandi fitness itu. Ia menyiram sisa-sisa sabun di
tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari shower. Pak Rohmad juga telah berdiri telanjang bulat didekatnya. Jarak antara keduanya paling sekitar 1/2 meter saja. Tentu saja kemaluannya pun juga telah ikutan “berdiri”. Tapi meski begitu keduanya tak bisa saling melihat. Karena seorang berada diruangan khusus perempuan dan yang lain lagi di ruangan khusus lelaki yang pintu masuk keduanya berjauhan. Hanya saja kebetulan waktu itu keduanya mengambil tempat di ujung. Sehingga kalau diukur dgn GPS, keduanya berdiri sangat berdekatan. Akan tetapi ada tembok pemisah yang tebal. Malamnya, Pak Rohmad tampil luar biasa di atas ranjang, sampai-sampai Bu Ratinuk istrinya yang biasanya cerewet waktu itu jadi “jinak” dan begitu penurut kepadanya.. Dan demikianlah keadaan seterusnya. Pada hari-hari dimana Pak Rohmad “membimbing” Molin berolahraga secara benar, malamnya ia selalu tampil dengan lebih perkasa. Matahari baru saja terbenam. Hari telah berubah menjadi gelap. Suasana sekolah itu tampak telah sunyi dan tak terlihat seorang pun. Apabila orang melihat dari luar, tentu mereka mengira bahwa di dalem kompleks sekolah yang besar itu tidak ada seorang manusia pun. Tetapi hal itu tidaklah benar. Karena ada rumah Pak Sarip yang terletak di bagian belakang sekolah yang dihuni oleh penghuninya, yaitu Pak Sarip dan Bu Sarip. Tapi di bagian depan kompleks sekolah, seharusnya sudah tidak ada orang sama sekali. Apalagi pintu gerbang yang menghubungkan bagian depan dan belakang sekolah telah dikunci dari depan. Sehingga Pak Sarip pun juga tak bisa masuk ke daerah ini. Seandainya ia
ingin keluar kompleks, ia harus keluar lewat pintu belakang sekolah. Selain mereka, seharusnya tidak ada orang lain di dalem kompleks sekolah itu.. Tapi…ternyata nggak benar juga. Karena di dalem satu ruangan tertutup, tepatnya di dalem aula olahraga di bagian depan sekolah, sebagian lampu menyala dan terdengar suara-suara aneh didalemnya. Hantukah itu??? Ternyata bukan hantu. Di dalem aula itu terdapat dua orang yang semuanya serba berlainan, yaitu berlainan jenis kelamin, berbeda generasi, perbedaan warna kulitnya kontras sekali, tetapi keduanya sedang asyik melakukan satu kegiatan olahraga secara bersama-sama. Dan olahraga yang dilakukan itu bukan olahraga biasa. Karena perempuan muda dan putih itu nampak sedang mendesah-desah. Dirinya sedang ditindih oleh bapak berkulit sawo matang yang usianya sekitar 40 tahunan. Keduanya telanjang bulat. Kemaluan bapak itu telah menyodok-nyodok ke dalem kemaluan perempuan putih tadi. Ternyata perempuan itu adalah Molin, pelajar favorit sekolah itu. Dan bapak yang sedang menindihnya itu adalah Pak Rohmad, guru olahraga sekolah itu. Untuk itu marilah flashback sebentar… ( CAPSA )
Sore itu selesai praktikum, Molin tidak langsung pulang ke rumah. Ia bermain-main dengan beberapa temannya, bergantian melempar bola basket ke dalem ringnya. Di ujung satunya juga ada beberapa murid dari kelas lain melakukan hal yang sama. Selain itu ada pula beberapa murid yang sedang duduk- duduk sambil berbicara dan bercanda. Sementara itu, di bagian lain ruangan, Pak Rohmad sedang mengajar olahraga kepada murid kelas siang. Olahraga yang diajarkan waktu itu adalah senam matras, seperti roll depan, roll belakang, dll. Setelah jam pelajaran olahraga selesai, Pak Rohmad mendatangi anak-anak yang sedang bermain-main basket itu kemudian ia memberi contoh dan masukan-masukan kepada mereka. Setelah itu ia meberbicara dengan murid-murid yang sedang duduk-duduk itu. Tak lama kemudian Pak Rohmad bersama tiga murid lelaki berjalan ke arah matras yang sebelumnya dipakai buat olahraga itu dan berbicara mengenai olahraga matras disana. Tak lama kemudian Molin merasa cukup bermain-main. Ia hendak segera pulang. Setelah pamitan dengan teman-temannya ia berjalan ke arah pintu keluar aula itu. Tetapi waktu itu ia melihat Pak Rohmad dan beberapa murid itu yang sedang meberbicara seru. Karena ingin tahu, ia ikutan nimbrung, sampai agak lama.. Tentu tiga murid lelaki tadi bagai kejatuhan rejeki nomplok, tiba-tiba bisa berbicara bareng dengan Molin. Mereka berbicara agak lama, sehingga akhirnya teman-teman mainnya yang tadi malah pulang duluan. Tak lama kemudian, tiga lelaki yang sedang meberbicara bersamanya pamitan pulang juga. Karena mereka pulang, Molin ikut pamitan juga. Tapi sewaktu kemudian Pak Rohmad mengajaknya bicara tentang olahraga fitness. Karena pada dasarnya suka berbicara, akhirnya ia asyik berbicara dengan Pak Rohmad. Waktu itu ia tak terlalu kuatir karena diliriknya masih ada beberapa murid yang tak dikenalnya sedang melempar-lempar bola ke ring basket. Jadilah ia dan Pak Rohmad keasyikan berbicara macam-macam tentang olahraga. Malahan Pak Rohmad memberi beberapa contoh tentang olahraga matras. Sementara Molin sibuk memperhatikannya dan bercakap-cakap dgn Pak Rohmad. Tak terasa telah lewat setengah jam mereka meberbicara. Tiba-tiba Molin tersadar kalau waktu itu ruangan aula telah sepi. Semua orang telah pergi. Hanya ia dan Pak Rohmad saja yang masih tinggal diaula itu. Waktu itu ia merasa agak risih berdua sendirian dengan Pak Rohmad di dalem ruangan yang luas tetapi lengang itu. Lagipula waktu itu ia berada dalem jarak cukup dekat dengan Pak Rohmad. Sementara ia telah mendapati beberapa kali Pak Rohmad memandangi dirinya seolah seperti menggerayangi tubuhnya saja. Ditambah lagi ia melihat adanya tonjolan cukup besar di balik celana training yang dikenakan Pak Rohmad. Karena itu ia segera pamitan pulang, ( CEME )
”Wah, sudah mau gelap nih. Saya mesti pulang dulu deh Pak.” Tetapi Pak Rohmad malah berkata,
“Wah, sekarang lagi hujan, Molin. Kalau kamu pulang sekarang, begitu keluar pagar depan juga pasti basah kuyup. Lagipula, satpam yang tugas jaga di depan hari ini adalah Pak Sudin. Dia orangnya suka nyebar gosip. Saya nggak mau dia ngelihat kita keluar berdua lalu nyebar gosip yang nggak-nggak ke anak-anak. Hal itu tidak baik buat saya tapi lebih tidak baik lagi buat kamu, anak perempuan yang masih perawan. Bagaimana kalau kita tunggu dulu beberapa waktu? Sepuluh / lima belas menit lagi sudah waktunya jam pulang baginya. Dan siapa tahu waktu itu hujan telah reda,” katanya menasehati.
Aneh juga dokter ini, ngapain nanya umur segala? pikir ayah nya molin
“18 tahun.” jawab ayahnya
“Ooh, masih muda sekali. Tubuh juga masih segar. Pasti cepat sembuh. OK, ini saya kasih resepnya.”
“Terima kasih dok.”
“Terima kasih dok.”
“Sama-sama. Nanti kalo belum sembuh juga, jangan sungkan-sungkan mampir kesini lagi.”
“Dan ingat,” tambahnya,
“Kesehatan tubuh itu penting sekali.”’
Molin sedang mengendarai mobilnya menuju ke tempat fitness. Ia mulai rajin berolahraga karena ingin supaya tubuh tetap fit. Selain itu juga untuk menjaga supaya berat dan bentuk tubuh tetap bagus. Juga supaya otot-otot tubuh tetap kenceng. Terutama bagian buah dadanya. Ia khawatir kalau buah dadanya akan cepat mengendur atau sagging. Apalagi belakangan ini mulai sering diremas-remas dan juga terguncang-guncang akibat benda tumpul. Ia tidak ingin buah dadanya jadi mengendur dan jelek setelah umur 30-an atau akhir 20-an. Oleh karena itu ia rajin berolahraga sejak dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat. Walaupun masih muda, tapi ia cukup wise juga rupanya. Setelah memarkir mobilnya, tak lama kemudian masuklah ia ke tempat fitness itu. Disana cukup banyak orangnya. Ada yang tua maupun yang seumuran dia atau lebih tua sedikit. Baik lelaki maupun perempuan. Waktu itu Molin memakai celana pendek putih yang cukup pendek. Sehingga nampak jelas pahanya yang putih mulus. Sementara atasannya ia memakai kaus tanktop cukup ketat tanpa lengan warna kuning. Nampak jelas dadanya yang menonjol di balik kaus tanktopnya itu. Dan nampak sedikit belahan bagian atas dadanya karena kaus yang dikenakan itu berleher rendah.
Rambutnya digulung-gulung dan diikat. Supaya tidak mengganggu waktu berolahraga. Ia waktu itu bersiap mengikuti kelas aerobik. Di dalem ruangan itu ada beberapa lelaki dan bapak-bapak yang sejak semula mencuri-curi pandang kearahnya. Tak lama kemudian, dimulailah latihan aerobiknya. Selama satu jam penuh Molin berkonsentrasi penuh dengan exercise-nya itu. Tetapi yang kasihan lelaki-lelaki dan para bapak disitu karena banyak yang terpecah konsentrasinya. Setelah selesai aerobik, tubuh Molin menjadi basah penuh dengan keringat dan napasnya terengah-engah. Kaus tanktop-nya yg dikenakan di dalemnya jadi tercetak dengan jelas, terutama karena warnanya yang agak gelap. Ia tidak langsung mandi di shower tapi menunggu sampai dirinya cooling down dan tubuhnya kering terlebih. Ia melepas ikatan rambutnya sehingga kini rambutnya terurai bebas. Rambutnya pun jadi agak basah karena keringat di kepalanya. Waktu itu ia berjalan menuju ke bagian lain, ke tempat latihan mengencangkan otot dengan menggunakan alat. Tidak banyak orang yang berolahraga disana waktu itu. Waktu itu ia melakukan sesuatu, yang apabila orang melihatnya, pasti dibuat mupeng abis oleh tindakannya itu. Karena tiba-tiba ia melepas kaus tanktop yang melekat basah di tubuhnya itu. Yang melihatnya agak kecele karena didalemnya bukan bra biasa yg tipis dan sexy tapi sport bra. (Sport bra adalah bra khusus digunakan untuk olahraga jadi bentuknya lebih besar dan kuat dibanding bra biasa.
Fungsi utamanya selain menutupi dada juga untuk melindungi buah dada dari guncangan waktu melakukan olahraga yang sifatnya “high impact”, seperti aerobik barusan). Sebenarnya untuk jaman sekarang adalah hal yang cukup normal perempuan hanya memakai atasan sport bra doang di tempat fitness. Tapi tetap saja ada yang mupeng dibuatnya karena bagaimana pun menyaksikan pemandangan perempuan melepas bajunya, biarpun di dalemnya masih ada lapisan yang menutupi tubuhnya, tentu merupakan pemandangan yang sangat merangsang bagi lelaki. Apalagi kalau perempuannya cakep dan tubuhnya putih mulus dan sexy seperti Molin. Waktu Molin sedang berjalan-jalan dan melihat-lihat orang yang berolahraga disitu, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya. Suara yang tak asing baginya.
“Molin?! Lho kok kamu ada disini?” Molin segera menoleh ke arah datangnya suara,
“Eh, Pak Rohmad. Lho, kok bapak juga ada disini?”
“Saya khan part-time instructor disini. Kamu sudah lama fitness disini?”
“Baru bulan lalu joinnya.”
“Bagus sekali kamu ikut fitness disini. Karena olahraga itu penting sekali bagi kesehatan tubuh. Dan kesehatan tubuh itu penting sekali artinya,” kata Pak Rohmad.
“Setuju Pak. Oleh karena itu sekarang saya olahraga dengan teratur. Supaya tubuh tetap sehat,” kata Molin.
Selanjutnya mereka berbincang-bincang sejenak. Pak Rohmad adalah guru olahraga di sekolah Molin. Di usianya yang akhir 30-an atau awal 40-an itu, ia termasuk seorang dengan stamina yang cukup tinggi dan fisik yg kuat. Maklum, ia adalah orang yang rajin berolahraga berbagai macam. Tubuhnya kekar. Kulitnya sawo matang. Rambutnya dipotong cepak dan berkumis, membuat tampangnya kelihatan garang. Pak Rohmad adalah suami dari Bu Ratinuk, kepala sekolah di sekolah itu. Meski tubuhnya kekar, tetapi Pak Rohmad tergolong sebagai suami takut istri. Mungkin karena Bu Ratinuk adalah atasannya di sekolah. Atau mungkin karena Bu Ratinuk lebih tinggi penghasilannya. Atau mungkin karena Bu Ratinuk berasal dari keluarga cukup kaya. Atau mungkin karena Bu Ratinuk orangnya sangat cerewet. Sehingga dalem kehidupan sehari-hari Pak Rohmad lebih banyak menurut dan tak berani melawan istrinya. Hanya satu saja Bu Ratinuk selalu takluk dengan suaminya, yaitu ketika di atas ranjang. Dalem hal ini, Bu Ratinuk sangat puas dengan “performance” suaminya itu. Sementara waktu mereka berbincang-bincang itu, diam-diam kemaluan Pak Rohmad jadi mengeras juga. Biasanya ia melihat Molin di sekolah waktu ia selalu memakai pakaian seragam yang rapi dan sopan. Ia tahu perempuan ini selalu memakai pakaiannya dengan rapi. Bahkan melihatnya memakai pakaian olahraga sekolah pun juga jarang sekali atau mungkin malah tidak pernah. Karena ia adalah guru olahraga untuk murid lelaki. Sedangkan guru olahraga untuk murid perempuan adalah Bu Zaire. Dan olahraga untuk lelaki dan perempuan selalu dipisahkan. Tetapi kini Molin sangat berbeda. Ia nampak begitu sexy dengan pakaian yang minim melekat di tubuhnya. Ia melihat Molin yang tubuhnya hanya dibalut sport bra dan celana pendek sport yang benar-benar pendek dan lumayan ketat. Sementara sebagian besar tubuhnya ter-ekspos dengan jelas. Dalem jarak begitu dekat ia bisa melihat dengan jelas daya tarik seksual anak didiknya itu yang begitu menggairahkan dan membangkitkan nafsu setiap lelaki normal, termasuk dirinya waktu itu. Wajahnya yang cantik innocent. Tubuhnya yang basah mengkilap penuh dengan keringat. Rambutnya yang juga agak basah karena keringat, terurai dengan bebas. Kulitnya yang putih mulus. Dadanya yang menonjol dibalik sport branya. Belahan atas buah dadanya yang terbuka seolah menggoda untuk membuat para lelaki termasuk dirinya penasaran ingin tahu seperti apa bentuknya secara keseluruhan.
Perut dan kedua tangannya yang telanjang. Pahanya yang putih mulus terlihat jelas sampai hampir pangkalnya. Pinggulnya yang menonjol dibalik celana sport yang pendek dan ketat itu. Sehingga Pak Rohmad, yang di sekolah selalu bersikap sopan, kini jadi mupeng juga dengan Molin, perempuan favorit sekolah itu. Setelah itu Pak Rohmad membawa Patricia berkeliling sambil menunjukkan beberapa alat olahraga. Tujuan baiknya tentu menjelaskan manfaat alat-alat itu ke anak didiknya. Tetapi ia juga punya tujuan tersembunyi, yaitu untuk cuci mata menikmati tubuh Molin yang sexy dan mulus itu. Mumpung ia dapat kesempatan sangat bagus hari itu. Belum tentu ia mendapat kesempatan seperti ini lagi. Patricia memakai kaus olahraga tanpa lengan dengan celana pendek yang ketat. Kali ini ia berolahraga melatih otot tubuhnya terutama bagian tubuh depannya.. Waktu itu ia sedang dibimbing oleh Pak Rohmad. Rupanya ia sengaja mencari kesempatan supaya bisa “membimbing” Molin berolahraga secara benar. Dan hari itu akhirnya ia mendapat kesempatan yang diidam-idamkan itu. Waktu itu Molin sedang duduk di alat fitness itu. Kedua tangannya bergerak membuka dan menutup sambil memegang bagian dari alat itu (nggak tahu apa nama alat ini. Tapi alat ini selalu ada di tempat fitness). Sementara Pak Rohmad di sebelahnya memperhatikannya. Apa yang diperhatikannya? Memperhatikan exercise yang dilakukan Molin tentunya. Tetapi sangat sulit dipercaya kalau sedari tadi ia tidak juga sambil memperhatikan paha Molin yang putih mulus itu. Juga dadanya yang menonjol di balik baju olahraganya. Apalagi waktu Molin membuka tangannya, membuat dadanya nampak lebih terbuka dan membusung. Dan posisinya yang berdiri lebih tinggi dibanding Molin yang sedang duduk, membuatnya bisa melihat lebih banyak lagi gumpalan daging buah dada Molin. Setelah itu Molin latihan sit up. Pak Rohmad memotivasinya untuk sanggup melakukannya 40 kali. Sampai akhirnya Molin berhasil juga melakukannya 40 kali. Setiap kali Molin membungkuk kedepan dan mengangkat tubuhnya, Pak Rohmad selalu berusaha mengintip gundukan buah dada bagian atas perempuan itu yang terlihat dari celah bajunya. Sehingga ia bisa melihatnya sebanyak 40 kali juga. Setelah itu Molin tiduran telungkup di atas matras yang agak tinggi. Sementara Kakinya dikaitkan ke alat fitness dengan diberi beban. Kemudian kakinya digoyangnya naik turun dan ditekuk untuk mengangkat beban itu. Pak Rohmad mengawasinya sambil mengelilingi di samping, belakang, dan depan. Sehingga ia bisa memberi nasehat serta memotivasi anak didiknya itu. Sementara matanya tentu juga jelalatan memandangi tubuh sexy yang sedang telungkup itu. Apalagi ia bisa dengan bebas memelototinya tanpa resiko ketahuan terutama waktu di samping dan dibelakang. Waktu di samping: ia bisa memelototi dengan jelas pinggul Molin yang menonjol yang terbalut celana pendek yang ketat dan sexy itu. Juga bisa melihat punggung perempuan yang sedang telungkup itu secara keseluruhan. Waktu di belakang: ia bisa menatap pahanya yang putih mulus dan juga pinggul serta bagian kemaluannya yang tertutup celana pendek itu. Waktu di depan: ia bisa melihat gundukan buah dada bagian atas yang terlihat dari belahan leher bajunya. Terakhir Molin latihan mengangkat tubuhnya. Kedua tangannya meraih dua ring di atas kepalanya. Kemudian berusaha mengangkat tubuhnya ke atas. Ini sangat berat sekali. Sehingga Pak Rohmad membantu mengangkatnya ke atas dengan memegang pinggangnya dan juga kaki serta pahanya. Waktu memegang pinggang, tentu ia tidak memegang bajunya tapi kulit pinggangnya. Karena memegang bajunya tentunya akan licin. Selain pinggang juga kadang ia membantu mengangkat tubuh Molin dengan memegang paha perempuan itu. Bahkan sempat pula ia melingkarkan kedua tangannya di paha Molin sambil ia berdiri di belakangnya dengan jarak sangat dekat. Sampai-sampai kepalanya hampir menyentuh pinggul perempuan itu. ( CEME KELILING )
“Bagaimana rasanya, Molin,” tanya Pak Rohmad setelah sesi latihan itu selesai.
“Wah, cape banget dan tubuh jadi pegal-pegal sih Pak. Tapi rasanya enak sekali. Apalagi nanti
malem, bisa tidur enak deh,” kata Molin.
“Memang olahraga itu penting bagi kesehatan tubuh,” kata Pak Rohmad.
Apalagi olahraga yang juga memberikan kepuasan batin, kata Pak Rohmad dalem hatinya. Tak lama kemudian…
Molin sedang telanjang bulat di dalem kamar mandi fitness itu. Ia menyiram sisa-sisa sabun di
tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari shower. Pak Rohmad juga telah berdiri telanjang bulat didekatnya. Jarak antara keduanya paling sekitar 1/2 meter saja. Tentu saja kemaluannya pun juga telah ikutan “berdiri”. Tapi meski begitu keduanya tak bisa saling melihat. Karena seorang berada diruangan khusus perempuan dan yang lain lagi di ruangan khusus lelaki yang pintu masuk keduanya berjauhan. Hanya saja kebetulan waktu itu keduanya mengambil tempat di ujung. Sehingga kalau diukur dgn GPS, keduanya berdiri sangat berdekatan. Akan tetapi ada tembok pemisah yang tebal. Malamnya, Pak Rohmad tampil luar biasa di atas ranjang, sampai-sampai Bu Ratinuk istrinya yang biasanya cerewet waktu itu jadi “jinak” dan begitu penurut kepadanya.. Dan demikianlah keadaan seterusnya. Pada hari-hari dimana Pak Rohmad “membimbing” Molin berolahraga secara benar, malamnya ia selalu tampil dengan lebih perkasa. Matahari baru saja terbenam. Hari telah berubah menjadi gelap. Suasana sekolah itu tampak telah sunyi dan tak terlihat seorang pun. Apabila orang melihat dari luar, tentu mereka mengira bahwa di dalem kompleks sekolah yang besar itu tidak ada seorang manusia pun. Tetapi hal itu tidaklah benar. Karena ada rumah Pak Sarip yang terletak di bagian belakang sekolah yang dihuni oleh penghuninya, yaitu Pak Sarip dan Bu Sarip. Tapi di bagian depan kompleks sekolah, seharusnya sudah tidak ada orang sama sekali. Apalagi pintu gerbang yang menghubungkan bagian depan dan belakang sekolah telah dikunci dari depan. Sehingga Pak Sarip pun juga tak bisa masuk ke daerah ini. Seandainya ia
ingin keluar kompleks, ia harus keluar lewat pintu belakang sekolah. Selain mereka, seharusnya tidak ada orang lain di dalem kompleks sekolah itu.. Tapi…ternyata nggak benar juga. Karena di dalem satu ruangan tertutup, tepatnya di dalem aula olahraga di bagian depan sekolah, sebagian lampu menyala dan terdengar suara-suara aneh didalemnya. Hantukah itu??? Ternyata bukan hantu. Di dalem aula itu terdapat dua orang yang semuanya serba berlainan, yaitu berlainan jenis kelamin, berbeda generasi, perbedaan warna kulitnya kontras sekali, tetapi keduanya sedang asyik melakukan satu kegiatan olahraga secara bersama-sama. Dan olahraga yang dilakukan itu bukan olahraga biasa. Karena perempuan muda dan putih itu nampak sedang mendesah-desah. Dirinya sedang ditindih oleh bapak berkulit sawo matang yang usianya sekitar 40 tahunan. Keduanya telanjang bulat. Kemaluan bapak itu telah menyodok-nyodok ke dalem kemaluan perempuan putih tadi. Ternyata perempuan itu adalah Molin, pelajar favorit sekolah itu. Dan bapak yang sedang menindihnya itu adalah Pak Rohmad, guru olahraga sekolah itu. Untuk itu marilah flashback sebentar… ( CAPSA )
Sore itu selesai praktikum, Molin tidak langsung pulang ke rumah. Ia bermain-main dengan beberapa temannya, bergantian melempar bola basket ke dalem ringnya. Di ujung satunya juga ada beberapa murid dari kelas lain melakukan hal yang sama. Selain itu ada pula beberapa murid yang sedang duduk- duduk sambil berbicara dan bercanda. Sementara itu, di bagian lain ruangan, Pak Rohmad sedang mengajar olahraga kepada murid kelas siang. Olahraga yang diajarkan waktu itu adalah senam matras, seperti roll depan, roll belakang, dll. Setelah jam pelajaran olahraga selesai, Pak Rohmad mendatangi anak-anak yang sedang bermain-main basket itu kemudian ia memberi contoh dan masukan-masukan kepada mereka. Setelah itu ia meberbicara dengan murid-murid yang sedang duduk-duduk itu. Tak lama kemudian Pak Rohmad bersama tiga murid lelaki berjalan ke arah matras yang sebelumnya dipakai buat olahraga itu dan berbicara mengenai olahraga matras disana. Tak lama kemudian Molin merasa cukup bermain-main. Ia hendak segera pulang. Setelah pamitan dengan teman-temannya ia berjalan ke arah pintu keluar aula itu. Tetapi waktu itu ia melihat Pak Rohmad dan beberapa murid itu yang sedang meberbicara seru. Karena ingin tahu, ia ikutan nimbrung, sampai agak lama.. Tentu tiga murid lelaki tadi bagai kejatuhan rejeki nomplok, tiba-tiba bisa berbicara bareng dengan Molin. Mereka berbicara agak lama, sehingga akhirnya teman-teman mainnya yang tadi malah pulang duluan. Tak lama kemudian, tiga lelaki yang sedang meberbicara bersamanya pamitan pulang juga. Karena mereka pulang, Molin ikut pamitan juga. Tapi sewaktu kemudian Pak Rohmad mengajaknya bicara tentang olahraga fitness. Karena pada dasarnya suka berbicara, akhirnya ia asyik berbicara dengan Pak Rohmad. Waktu itu ia tak terlalu kuatir karena diliriknya masih ada beberapa murid yang tak dikenalnya sedang melempar-lempar bola ke ring basket. Jadilah ia dan Pak Rohmad keasyikan berbicara macam-macam tentang olahraga. Malahan Pak Rohmad memberi beberapa contoh tentang olahraga matras. Sementara Molin sibuk memperhatikannya dan bercakap-cakap dgn Pak Rohmad. Tak terasa telah lewat setengah jam mereka meberbicara. Tiba-tiba Molin tersadar kalau waktu itu ruangan aula telah sepi. Semua orang telah pergi. Hanya ia dan Pak Rohmad saja yang masih tinggal diaula itu. Waktu itu ia merasa agak risih berdua sendirian dengan Pak Rohmad di dalem ruangan yang luas tetapi lengang itu. Lagipula waktu itu ia berada dalem jarak cukup dekat dengan Pak Rohmad. Sementara ia telah mendapati beberapa kali Pak Rohmad memandangi dirinya seolah seperti menggerayangi tubuhnya saja. Ditambah lagi ia melihat adanya tonjolan cukup besar di balik celana training yang dikenakan Pak Rohmad. Karena itu ia segera pamitan pulang, ( CEME )
”Wah, sudah mau gelap nih. Saya mesti pulang dulu deh Pak.” Tetapi Pak Rohmad malah berkata,
“Wah, sekarang lagi hujan, Molin. Kalau kamu pulang sekarang, begitu keluar pagar depan juga pasti basah kuyup. Lagipula, satpam yang tugas jaga di depan hari ini adalah Pak Sudin. Dia orangnya suka nyebar gosip. Saya nggak mau dia ngelihat kita keluar berdua lalu nyebar gosip yang nggak-nggak ke anak-anak. Hal itu tidak baik buat saya tapi lebih tidak baik lagi buat kamu, anak perempuan yang masih perawan. Bagaimana kalau kita tunggu dulu beberapa waktu? Sepuluh / lima belas menit lagi sudah waktunya jam pulang baginya. Dan siapa tahu waktu itu hujan telah reda,” katanya menasehati.
“Dan kamu tak perlu khawatir, saya akan menunggu dan menjaga kamu disini sampai kamu pulang,” tambahnya lagi.
Entah mungkin karena sifat bitchy dalem dirinya diam-diam mulai muncul, atau sekedar iseng ingin tahu apa yang akan dilakukan Pak Rohmad selanjutnya, atau memang karena takut kehujanan dan digosipin, atau karena kena pengaruh wibawa Pak Rohmad, waktu itu Molin menuruti saja kata-kata gurunya itu. Sejenak ia nampak ragu, tetapi akhirnya ia berkata, “Ehmmm, baiklah kalo cuma sepuluh menit.”
“OK, kalau begitu, untuk mengisi waktu, saya tunjukkan beberapa kegiatan olahraga yang berguna,” kata Pak Rohmad.
“Olahraga itu penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh, lho, Molin.”
“Dan kesehatan tubuh itu penting sekali artinya dalem kehidupan kita,” demikian ceramah singkat Pak Rohmad kepada Molin.
Sambil berkata, ia berjalan ke dalem menjauhi pintu keluar. Molin mengikuti langkah kaki Pak Rohmad itu. Tetapi waktu Molin berjalan menuju ke tengah ruangan itu, sewaktu kemudian malah Pak Rohmad berbalik arah dan menutup pintu keluar itu serta menguncinya. Sehingga kini tak ada seorang pun yang tahu mereka berdua ada di dalem, dan tak ada seorang pun yang bisa membuka pintu itu dari luar kecuali yang memiliki kuncinya. Dan Bu Zaire, guru olahraga perempuan yang juga memegang kunci telah pulang sejak tadi, begitu jam pelajaran olahraga selesai.
“Sini, saya tunjukkan bagaimana kamu bisa menggunakan alat ini untuk kesehatan tubuh kamu,” kata Pak Rohmad. Ia berjalan menuju ke pipa besi horizontal yang disangga oleh dua pipa besi vertikal di pinggirnya ( yang biasa digunakan untuk senam di olimpiade). Lalu ia memberi contoh. Ia melompat meraih palang horizontal itu dengan kedua tangannya. Kemudian ia menarik tubuhnya keatas beberapa kali. Sangat hebat sekali! Meski usia sudah atau hampir kepala empat, tapi ia sanggup melakukannya beberapa kali tanpa membuat napasnya ngos-ngosan.
“Nah, sekarang giliran kamu mencoba.”
“Wah, saya nggak bisa Pak. Itu berat sekali. Kan dulu sudah pernah coba di tempat fitness,” kata Molin.
“Nggak apa-apa coba lagi. Siapa tahu malah bisa. Ayuk, mari saya bantu naik, maaf,” kata Pak Rohmad. Meski mulutnya mengucapkan kata “maaf” tetapi ia tak memberi kesempatan perempuan itu menolak. Karena waktu itu ia langsung memegang pinggang perempuan itu dan mengangkatnya. Sehingga kini mau tak mau Molin harus memegang palang besi itu dengan kedua tangannya kalau tidak mau dirinya dipegang terus oleh Pak Rohmad. Setelah Molin meraih palang itu, baru Pak Rohmad melepaskan pegangannya. Lalu ia berkata,
“Nah, sekarang coba angkat tubuh kamu,” kata Pak Rohmad.
“Wah, saya nggak kuat Pak. Berat sekali,” kata Molin yang cuma bisa menggeser tubuhnya ke atas beberapa senti saja.
“Kalau begitu, mari saya bantu,” kata Pak Rohmad sambil ia berjongkok di depan perempuan itu dan memegang pergelangan kakinya.
“Huuahhh,” serunya waktu mengangkat kedua kaki Molin keatas.
“Kamu coba angkat tubuh kamu lebih tinggi lagi, sudah saya bantu nih,” kata Pak Rohmad sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Sangat ia adalah orang yang pandai memanfaatkan kesempatan. Padahal waktu itu Molin mengenakan rok abu-abu yang panjangnya beberapa senti di atas lutut! Tentu waktu itu Pak Rohmad bisa melihat pemandangan indah di atas kepalanya itu. Paling tidak, paha putih mulus itu pasti kena dilihatnya. Semakin tinggi Molin mengangkat tubuhnya, semakin banyak pula yang di lihatnya. Bahkan mungkin celana dalem perempuan itu juga berhasil diintipnya sekalian. Tetapi setelah itu malah lebih kurang ajar lagi.
“Sebentar, tahan dulu ya……Nah sekarang saya bantu lagi.”
Dan…dipegangnya bokong perempuan itu yang nampak sedikit menonjol di balik rok abu-abunya itu. Molin merasa bokongnya dipegang gurunya itu, tentu jadi risih. Tetapi ia tak bisa berontak dalem posisi seperti itu. Akhirnya yang bisa dilakukan hanyalah melepas pegangannya itu supaya bisa mendarat di lantai lagi. Waktu ia melakukan itu tentu tubuhnya langsung turun ke bawah sampai kakinya menyentuh lantai lagi. Tetapi yang tak disangkanya, waktu ia menjatuhkan dirinya itu, Pak Rohmad tidak melepaskan pegangannya malah ia berusaha menangkap tubuhnya. Akibatnya…kini kedua tangan pak Rohmad jadi menempel di tubuhnya, dan….kedua tangannya persis menempel dikedua buah dadanya! Tentu ini sangat kejutan yang tak disangka-sangka bagi Pak Rohmad. Ibarat pepatah, maksud hati memeluk gunung, apa daya tiba-tiba “gunungnya” sudah berada di dalem genggaman tangan duluan. Dirasakannya buah dada Molin yang empuk dan nyaman itu. Molin seketika memerah mukanya mengetahui kedua tangan Pak Rohmad yang hitam dan berotot itu tepat mendarat di dadanya. ( DOMINO )
“Kamu nggak apa-apa, Molin?” tanya Pak Rohmad dengan kurang ajar karena kedua tangannya masih
aja menempel, seakan enggan melepas gunung kembar milik perempuan itu.
“Oh nggak, sa-saya nggak apa-apa, Pak,” kata Molin masih belum hilang rasa terkejutnya itu. Ia memundurkan dirinya melepaskan dadanya dari tangan Pak Rohmad. Tetapi tiba-tiba malah Pak Rohmad mendekatkan diri ke dirinya dan…mmphhhh!…segera dicium dan dikuncinya bibir perempuan itu dengan bibirnya, yang karena gerakan cepatnya, perempuan itu tak sempat ( mau atau tak mau ) menghindar. Bibirnya dicium begitu tentu Molin berusaha berontak. Tetapi Pak Rohmad terlalu kuat untuk dilawannya. Atau mungkin karena ia melakukannya dengan setengah hati saja? Yang jelas kini malah dirinya jadi didekap erat-erat oleh Pak Rohmad, membuat dirinya sama sekali tak bisa berkutik! Kini Pak Rohmad dengan leluasa melumat habis bibir perempuan itu. Ia nampak bernafsu sekali dengan Molin. Dijelajahi seluruh bibirnya. Dirasakannya bibir Molin yang sangat segar dan nikmat itu. Sementara Molin yang tak bisa melawan di dalem dekapan itu berusaha meronta. Tetapi tak jelas apakah itu hanyalah rontaan tipu-tipuan saja ataukah memang betul-betul tak berkutik. Mungkin ia setengah meronta tetapi juga setengah menikmati. Setengah berontak tapi setengah pasrah. Waktu itu Molin ibarat kucing malu-malu yang sepertinya ingin melepaskan diri, tapi sebenarnya ingin terus dibelai-belai. Yang jelas bagi Pak Rohmad waktu itu sangat membuatnya terangsang hebat kepada kucing betina muda yang manja tapi malu-malu itu. Apalagi ia merasakan harum tubuh dan harum rambut Molin yang begitu jelas. Juga dirasakannya tubuhnya yang hangat yang menempel pada tubuhnya sendiri. Bahkan kedua dada perempuan itu kini juga melekat ditubuhnya! Sementara perempuan itu, meski berusaha meronta-ronta, tetapi sepertinya malah pasrah bibirnya diciumi oleh pak gurunya. Sangat kontradiktif sekali! Betul-betul seperti kucing. Waktu ingin didekati, berusaha kabur. Tetapi begitu kena di tangan, mau saja sekujur tubuhnya dibelai-belai. Lalu Pak Rohmad membelakangi Molin . Dipegangnya kedua tangan perempuan itu dari belakang. Dirasakannya kedua tangannya yang hangat. Diraba-rabanya. Kini ia sangat menyadari betapa halus kulit tangan perempuan itu. Sementara itu, hidungnya mencium rambut Molin, mencium bau harum semerbak. Diciuminya rambut itu. Kemudian ia mencium tengkuk leher perempuan itu. Hmmm, begitu putih dan halus. Molin tergerak tubuhnya waktu Pak Rohmad menciumi tengkuknya. Kumis tipisnya menggelitik tengkuk lehernya yang putih halus. Membuat dirinya menggeliat kegelian. ( POKER )
“Emhh” Molin mendesah perlahan.
Hal itu membuat Pak Rohmad makin berani. Terus diciuminya tengkuknya sambil bahunya dipegang. Setelah itu ia mendekatkan wajahnya ke wajah perempuan itu. Mendekatkan pipinya dengan pipi perempuan itu. Sementara kedua tangannya mulai menggerayangi tubuh perempuan itu. Dirabanya seluruh tangan perempuan itu dari lengan turun ke bawah. Dirabanya pinggangnya. Sementara diciumnya pipinya. Dirabanya perutnya dan kedua tangannya terus bergerak naik ke atas. Dan mulutnya bergeser mencium ujung bibir dan pipinya. Kini kedua tangannya memegang dadanya. Diciumnya bibir perempuan itu. Karena Molin malah menoleh ke samping seakan membiarkan bibirnya diciumi oleh gurunya yang berumur 40 tahunan itu. Kini dadanya kembali berada dalem dekapan kedua tangan yang perkasa itu. Kedua tangan itu meraba-raba dadanya. Menggoyang-goyangnya. Meremas-remasnya…..Sambil Pak Rohmad terus menciumi bibirnya. Kini Pak Rohmad sudah tak memikirkan apa pun lagi selain nafsu birahi yang memuncak. Untuk masalah kayak gini khan memang biasanya “sikat dulu, yang lain urusan belakangan”. Apalagi kalo perempuan yang akan disikat sekaliber Molin gini. Lalu dibalikkan tubuh Molin menghadap ke arahnya. Kemudian kedua tangannya meraih kancing baju seragam putih Molin yang paling atas. Tetapi Molin mencegah tangan gurunya itu membuka kancing seragamnya.
“Jangan, Pak.”
“Kenapa Molin ? Udah kamu jangan malu-malu. Saya nggak akan bilang ke siapa pun. Biar ini jadi rahasia kita berdua.”
“Tapi saya takut Pak,” kata Molin sambil menundukkan kepalanya.
“Kenapa takut? Ooh, saya tahu. Kamu belum pernah melakukan ini ya?”Molin hanya mengangguk sambil tetap menundukkan kepalanya.
“Justru karena kamu belum pernah itu maka saya ingin nyobain. Lagian enak kok. Kamu juga pasti suka. Saya jamin deh.”Molin tadi bukannya berbohong. Maksudnya mengangguk tadi, karena ia belum pernah melakukan dengan beast yang segarang Pak Rohmad begini dan yang umurnya sudah kepala empat. Tetapi setelah itu ia diam saja waktu Pak Rohmad membuka kancing bajunya paling atas. Entah takut atau pasrah atau memang mau. Demikian pula waktu dilepasnya kancing di bawahnya. Dan satu lagi. Lagi… Sampai akhirnya terbukalah baju seragam putih yang dikenakan Molin itu. Sehingga terlihatlah sebagian dada Molin yang putih yang sangat menggairahkan itu. Setelah seluruh kancing bajunya terbuka, dikeluarkannya baju seragam putih itu dari rok abu-abunya. Kemudian disibakkan baju seragam itu dan diloloskannya baju itu dari kedua tangannya. Sehingga baju seragam putih itu jatuh ke lantai. Kini tubuh bagian atas Molin sebagian besar telah terbuka di depan Pak Rohmad. Sementara bra yang dikenakannya itu berwarna ungu! Dan model bra yang tanpa tali di bahunya. Wow! Sangat sexy sekali. Lekukan atas dadanya nampak kelihatan di balik bra ungu yang menutup buah dada perempuan muda itu. Sementara seluruh bahunya yang putih telah terbuka. Warna bra ungu itu sangat sexy sekali dipakai oleh Molin yang berkulit putih. Setelah itu giliran rok abu-abu perempuan itu yang dibuka kaitan dan retsletingnya dan dilepaskannya. Sehingga rontok jugalah rok abu-abu itu ke lantai. Kini nampak tubuh Molin yang hampir telanjang dibalut bra dan celana dalem doang. Sangat menjanjikan anak smu yang putih cakep dan innocent itu kini nampak sexy sekali dengan bra dan celana dalem doang, yang keduanya berwarna ungu. Kini nampak jelas kemulusan tubuh Molin yang putih di depan mata Pak Rohmad. Apalagi celana dalemnya yang dipakainya itu agak mini modelnya. Setelah itu Pak Rohmad membimbing perempuan itu untuk melepas kedua sepatunya. Lalu ia berlutut di dekat kakinya melepas kedua kaus kakinya. Pandangannya persis mengarah ke ujung bawah
celana dalem perempuan itu. Setelah itu ia berdiri, dan…kedua tangannya merengkuh ke belakang punggungnya. Tentu yang dituju adalah kaitan bra perempuan itu. Segera dibukanya kaitan itu. Sehingga seketika bra itu menjadi longgar dan buah dadanya jadi bergerak sedikit. Diloloskannya bra itu dari kedua tangannya dan dijatuhkannya bra itu ke lantai dengan tanpa melihatnya. ( LIVE POKER )
Entah mungkin karena sifat bitchy dalem dirinya diam-diam mulai muncul, atau sekedar iseng ingin tahu apa yang akan dilakukan Pak Rohmad selanjutnya, atau memang karena takut kehujanan dan digosipin, atau karena kena pengaruh wibawa Pak Rohmad, waktu itu Molin menuruti saja kata-kata gurunya itu. Sejenak ia nampak ragu, tetapi akhirnya ia berkata, “Ehmmm, baiklah kalo cuma sepuluh menit.”
“OK, kalau begitu, untuk mengisi waktu, saya tunjukkan beberapa kegiatan olahraga yang berguna,” kata Pak Rohmad.
“Olahraga itu penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh, lho, Molin.”
“Dan kesehatan tubuh itu penting sekali artinya dalem kehidupan kita,” demikian ceramah singkat Pak Rohmad kepada Molin.
Sambil berkata, ia berjalan ke dalem menjauhi pintu keluar. Molin mengikuti langkah kaki Pak Rohmad itu. Tetapi waktu Molin berjalan menuju ke tengah ruangan itu, sewaktu kemudian malah Pak Rohmad berbalik arah dan menutup pintu keluar itu serta menguncinya. Sehingga kini tak ada seorang pun yang tahu mereka berdua ada di dalem, dan tak ada seorang pun yang bisa membuka pintu itu dari luar kecuali yang memiliki kuncinya. Dan Bu Zaire, guru olahraga perempuan yang juga memegang kunci telah pulang sejak tadi, begitu jam pelajaran olahraga selesai.
“Sini, saya tunjukkan bagaimana kamu bisa menggunakan alat ini untuk kesehatan tubuh kamu,” kata Pak Rohmad. Ia berjalan menuju ke pipa besi horizontal yang disangga oleh dua pipa besi vertikal di pinggirnya ( yang biasa digunakan untuk senam di olimpiade). Lalu ia memberi contoh. Ia melompat meraih palang horizontal itu dengan kedua tangannya. Kemudian ia menarik tubuhnya keatas beberapa kali. Sangat hebat sekali! Meski usia sudah atau hampir kepala empat, tapi ia sanggup melakukannya beberapa kali tanpa membuat napasnya ngos-ngosan.
“Nah, sekarang giliran kamu mencoba.”
“Wah, saya nggak bisa Pak. Itu berat sekali. Kan dulu sudah pernah coba di tempat fitness,” kata Molin.
“Nggak apa-apa coba lagi. Siapa tahu malah bisa. Ayuk, mari saya bantu naik, maaf,” kata Pak Rohmad. Meski mulutnya mengucapkan kata “maaf” tetapi ia tak memberi kesempatan perempuan itu menolak. Karena waktu itu ia langsung memegang pinggang perempuan itu dan mengangkatnya. Sehingga kini mau tak mau Molin harus memegang palang besi itu dengan kedua tangannya kalau tidak mau dirinya dipegang terus oleh Pak Rohmad. Setelah Molin meraih palang itu, baru Pak Rohmad melepaskan pegangannya. Lalu ia berkata,
“Nah, sekarang coba angkat tubuh kamu,” kata Pak Rohmad.
“Wah, saya nggak kuat Pak. Berat sekali,” kata Molin yang cuma bisa menggeser tubuhnya ke atas beberapa senti saja.
“Kalau begitu, mari saya bantu,” kata Pak Rohmad sambil ia berjongkok di depan perempuan itu dan memegang pergelangan kakinya.
“Huuahhh,” serunya waktu mengangkat kedua kaki Molin keatas.
“Kamu coba angkat tubuh kamu lebih tinggi lagi, sudah saya bantu nih,” kata Pak Rohmad sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Sangat ia adalah orang yang pandai memanfaatkan kesempatan. Padahal waktu itu Molin mengenakan rok abu-abu yang panjangnya beberapa senti di atas lutut! Tentu waktu itu Pak Rohmad bisa melihat pemandangan indah di atas kepalanya itu. Paling tidak, paha putih mulus itu pasti kena dilihatnya. Semakin tinggi Molin mengangkat tubuhnya, semakin banyak pula yang di lihatnya. Bahkan mungkin celana dalem perempuan itu juga berhasil diintipnya sekalian. Tetapi setelah itu malah lebih kurang ajar lagi.
“Sebentar, tahan dulu ya……Nah sekarang saya bantu lagi.”
Dan…dipegangnya bokong perempuan itu yang nampak sedikit menonjol di balik rok abu-abunya itu. Molin merasa bokongnya dipegang gurunya itu, tentu jadi risih. Tetapi ia tak bisa berontak dalem posisi seperti itu. Akhirnya yang bisa dilakukan hanyalah melepas pegangannya itu supaya bisa mendarat di lantai lagi. Waktu ia melakukan itu tentu tubuhnya langsung turun ke bawah sampai kakinya menyentuh lantai lagi. Tetapi yang tak disangkanya, waktu ia menjatuhkan dirinya itu, Pak Rohmad tidak melepaskan pegangannya malah ia berusaha menangkap tubuhnya. Akibatnya…kini kedua tangan pak Rohmad jadi menempel di tubuhnya, dan….kedua tangannya persis menempel dikedua buah dadanya! Tentu ini sangat kejutan yang tak disangka-sangka bagi Pak Rohmad. Ibarat pepatah, maksud hati memeluk gunung, apa daya tiba-tiba “gunungnya” sudah berada di dalem genggaman tangan duluan. Dirasakannya buah dada Molin yang empuk dan nyaman itu. Molin seketika memerah mukanya mengetahui kedua tangan Pak Rohmad yang hitam dan berotot itu tepat mendarat di dadanya. ( DOMINO )
“Kamu nggak apa-apa, Molin?” tanya Pak Rohmad dengan kurang ajar karena kedua tangannya masih
aja menempel, seakan enggan melepas gunung kembar milik perempuan itu.
“Oh nggak, sa-saya nggak apa-apa, Pak,” kata Molin masih belum hilang rasa terkejutnya itu. Ia memundurkan dirinya melepaskan dadanya dari tangan Pak Rohmad. Tetapi tiba-tiba malah Pak Rohmad mendekatkan diri ke dirinya dan…mmphhhh!…segera dicium dan dikuncinya bibir perempuan itu dengan bibirnya, yang karena gerakan cepatnya, perempuan itu tak sempat ( mau atau tak mau ) menghindar. Bibirnya dicium begitu tentu Molin berusaha berontak. Tetapi Pak Rohmad terlalu kuat untuk dilawannya. Atau mungkin karena ia melakukannya dengan setengah hati saja? Yang jelas kini malah dirinya jadi didekap erat-erat oleh Pak Rohmad, membuat dirinya sama sekali tak bisa berkutik! Kini Pak Rohmad dengan leluasa melumat habis bibir perempuan itu. Ia nampak bernafsu sekali dengan Molin. Dijelajahi seluruh bibirnya. Dirasakannya bibir Molin yang sangat segar dan nikmat itu. Sementara Molin yang tak bisa melawan di dalem dekapan itu berusaha meronta. Tetapi tak jelas apakah itu hanyalah rontaan tipu-tipuan saja ataukah memang betul-betul tak berkutik. Mungkin ia setengah meronta tetapi juga setengah menikmati. Setengah berontak tapi setengah pasrah. Waktu itu Molin ibarat kucing malu-malu yang sepertinya ingin melepaskan diri, tapi sebenarnya ingin terus dibelai-belai. Yang jelas bagi Pak Rohmad waktu itu sangat membuatnya terangsang hebat kepada kucing betina muda yang manja tapi malu-malu itu. Apalagi ia merasakan harum tubuh dan harum rambut Molin yang begitu jelas. Juga dirasakannya tubuhnya yang hangat yang menempel pada tubuhnya sendiri. Bahkan kedua dada perempuan itu kini juga melekat ditubuhnya! Sementara perempuan itu, meski berusaha meronta-ronta, tetapi sepertinya malah pasrah bibirnya diciumi oleh pak gurunya. Sangat kontradiktif sekali! Betul-betul seperti kucing. Waktu ingin didekati, berusaha kabur. Tetapi begitu kena di tangan, mau saja sekujur tubuhnya dibelai-belai. Lalu Pak Rohmad membelakangi Molin . Dipegangnya kedua tangan perempuan itu dari belakang. Dirasakannya kedua tangannya yang hangat. Diraba-rabanya. Kini ia sangat menyadari betapa halus kulit tangan perempuan itu. Sementara itu, hidungnya mencium rambut Molin, mencium bau harum semerbak. Diciuminya rambut itu. Kemudian ia mencium tengkuk leher perempuan itu. Hmmm, begitu putih dan halus. Molin tergerak tubuhnya waktu Pak Rohmad menciumi tengkuknya. Kumis tipisnya menggelitik tengkuk lehernya yang putih halus. Membuat dirinya menggeliat kegelian. ( POKER )
“Emhh” Molin mendesah perlahan.
Hal itu membuat Pak Rohmad makin berani. Terus diciuminya tengkuknya sambil bahunya dipegang. Setelah itu ia mendekatkan wajahnya ke wajah perempuan itu. Mendekatkan pipinya dengan pipi perempuan itu. Sementara kedua tangannya mulai menggerayangi tubuh perempuan itu. Dirabanya seluruh tangan perempuan itu dari lengan turun ke bawah. Dirabanya pinggangnya. Sementara diciumnya pipinya. Dirabanya perutnya dan kedua tangannya terus bergerak naik ke atas. Dan mulutnya bergeser mencium ujung bibir dan pipinya. Kini kedua tangannya memegang dadanya. Diciumnya bibir perempuan itu. Karena Molin malah menoleh ke samping seakan membiarkan bibirnya diciumi oleh gurunya yang berumur 40 tahunan itu. Kini dadanya kembali berada dalem dekapan kedua tangan yang perkasa itu. Kedua tangan itu meraba-raba dadanya. Menggoyang-goyangnya. Meremas-remasnya…..Sambil Pak Rohmad terus menciumi bibirnya. Kini Pak Rohmad sudah tak memikirkan apa pun lagi selain nafsu birahi yang memuncak. Untuk masalah kayak gini khan memang biasanya “sikat dulu, yang lain urusan belakangan”. Apalagi kalo perempuan yang akan disikat sekaliber Molin gini. Lalu dibalikkan tubuh Molin menghadap ke arahnya. Kemudian kedua tangannya meraih kancing baju seragam putih Molin yang paling atas. Tetapi Molin mencegah tangan gurunya itu membuka kancing seragamnya.
“Jangan, Pak.”
“Kenapa Molin ? Udah kamu jangan malu-malu. Saya nggak akan bilang ke siapa pun. Biar ini jadi rahasia kita berdua.”
“Tapi saya takut Pak,” kata Molin sambil menundukkan kepalanya.
“Kenapa takut? Ooh, saya tahu. Kamu belum pernah melakukan ini ya?”Molin hanya mengangguk sambil tetap menundukkan kepalanya.
“Justru karena kamu belum pernah itu maka saya ingin nyobain. Lagian enak kok. Kamu juga pasti suka. Saya jamin deh.”Molin tadi bukannya berbohong. Maksudnya mengangguk tadi, karena ia belum pernah melakukan dengan beast yang segarang Pak Rohmad begini dan yang umurnya sudah kepala empat. Tetapi setelah itu ia diam saja waktu Pak Rohmad membuka kancing bajunya paling atas. Entah takut atau pasrah atau memang mau. Demikian pula waktu dilepasnya kancing di bawahnya. Dan satu lagi. Lagi… Sampai akhirnya terbukalah baju seragam putih yang dikenakan Molin itu. Sehingga terlihatlah sebagian dada Molin yang putih yang sangat menggairahkan itu. Setelah seluruh kancing bajunya terbuka, dikeluarkannya baju seragam putih itu dari rok abu-abunya. Kemudian disibakkan baju seragam itu dan diloloskannya baju itu dari kedua tangannya. Sehingga baju seragam putih itu jatuh ke lantai. Kini tubuh bagian atas Molin sebagian besar telah terbuka di depan Pak Rohmad. Sementara bra yang dikenakannya itu berwarna ungu! Dan model bra yang tanpa tali di bahunya. Wow! Sangat sexy sekali. Lekukan atas dadanya nampak kelihatan di balik bra ungu yang menutup buah dada perempuan muda itu. Sementara seluruh bahunya yang putih telah terbuka. Warna bra ungu itu sangat sexy sekali dipakai oleh Molin yang berkulit putih. Setelah itu giliran rok abu-abu perempuan itu yang dibuka kaitan dan retsletingnya dan dilepaskannya. Sehingga rontok jugalah rok abu-abu itu ke lantai. Kini nampak tubuh Molin yang hampir telanjang dibalut bra dan celana dalem doang. Sangat menjanjikan anak smu yang putih cakep dan innocent itu kini nampak sexy sekali dengan bra dan celana dalem doang, yang keduanya berwarna ungu. Kini nampak jelas kemulusan tubuh Molin yang putih di depan mata Pak Rohmad. Apalagi celana dalemnya yang dipakainya itu agak mini modelnya. Setelah itu Pak Rohmad membimbing perempuan itu untuk melepas kedua sepatunya. Lalu ia berlutut di dekat kakinya melepas kedua kaus kakinya. Pandangannya persis mengarah ke ujung bawah
celana dalem perempuan itu. Setelah itu ia berdiri, dan…kedua tangannya merengkuh ke belakang punggungnya. Tentu yang dituju adalah kaitan bra perempuan itu. Segera dibukanya kaitan itu. Sehingga seketika bra itu menjadi longgar dan buah dadanya jadi bergerak sedikit. Diloloskannya bra itu dari kedua tangannya dan dijatuhkannya bra itu ke lantai dengan tanpa melihatnya. ( LIVE POKER )
Kini tentu pandangannya terfokus ke buah dada perempuan itu. Dan Pak Rohmad nampak terpana melihatnya dengan penuh kekaguman sekaligus penuh kemupengan. Hatinya menggelora karena kini ia sedang menatap buah dada milik Molin , yang di sekolah itu terkenal sebagai The Innocent Girl itu. Buah dada yang telanjang. Buah dada yang padat berisi. Buah dada yang berdiri tegak dan kencang. Buah dada dengan putingnya yang kemerahan. Buah dada yang sangat menggairahkan yang membuat nafsunya langsung naik ke ubun-ubun. Sementara Molin nampak tertunduk malu waktu kedua mata Pak Rohmad dengan lebar menatap dadanya yang telanjang itu. Apalagi mengingat waktu itu ia telanjang di aula olahraga sekolah yang besar dan luas. Aula tempat biasa ia berolahraga di sekolah. Tetapi kini jadi tempat dimana dirinya ditelanjangi dan pakaian seragamnya dibelejeti satu-satu oleh Pak Rohmad, guru olahraganya. Tetapi Pak Rohmad tak puas hanya sampai disitu saja. Kini akan diloloskannya penutup tubuhnya yang terakhir. Dipegangnya ujung celana dalem itu dengan kedua tangannya. Tetapi Molin malah memegang bagian tengahnya dengan kedua tangannya. “Yang ini jangan deh Pak,” katanya lirih sambil tetap menunduk. Pak Rohmad tidak meneruskan aksinya itu. Ia memaklumi perempuan itu yang masih malu-malu. Kini ia memegang bahu telanjang Molin yang kedua tangannya masih memegang celana dalemnya sendiri, seakan masih ingin melindungi agar penutup bagian rahasia dirinya itu tidak dilepas. Lalu kembali diciumnya bibir Molin sebentar. Kemudian kedua tangannya tak tahan untuk tak merengkuh buah dada yang terbuka lebar itu, masing-masing satu. Diraba-rabanya, dirasakan kekenyalannya. Diusap-usapnya kedua putingnya. Diremas-remasnya gunung kembar indah yg kenyal dan padat berisi itu. Pak Rohmad membuka kaus training-nya. Sehingga kini telanjang dada. Dadanya sangat tegap dan bidang dan berwarna hitam. Sangat
kontras berbeda dgn milik Patricia yg ramping tetapi membusung dan putih. Lalu ia membuka tali pengikat celana trainingnya. Sehingga kini melorot ke bawah. Nampaklah kulit tubuh Pak Rohmad yg coklat sawo matang. Sementara celana dalemnya dengan ketat menutup sebagian kecil tubuhnya itu. Membentuk tonjolan cukup besar di tengahnya. Sementara kepala kemaluannya sudah “mengintip” keluar seakan ingin ikutan menyaksikan tubuh mulus telanjang Molin . Lalu ia melepas sepatu dan kaus kakinya. Ia sengaja tidak membuka celana dalemnya itu sekarang. Ia takut membuat perempuan itu kaget. Pak Rohmad mendorong punggung perempuan itu diajaknya menuju ke matras. Sambil ia mengagumi keindahan lekuk punggung telanjang Molin . Diraba-rabanya punggung telanjang yg putih mulus itu. Sampai di matras, ditidurkannya perempuan itu di atas matras dgn telentang. Yg paling menarik perhatiannya tentu buah dada ranum nan indah menggairahkan itu. Tetapi diciumi dulu leher perempuan itu. Diciumi dengan penuh nafsu. Leher kiri, leher kanan, maupun leher tengah. Lalu turun ke bawah. Ke bagian atas dadanya. Turun sedikit. Sampailah di tengah-tengah belahan dadanya. Dijilatnya belahan dada yg putih itu. Lidahnya menjulur-julur di antara belahan kedua gunung itu. Lalu lidahnya turun ke bagian bawah buah dadanya. ( ADUQ )
Dijilatinya bagian itu. Lalu bergerak ke tengah. Dan dijelajahinya seluruh bagian buah dada putih itu dengan lidah dan jari-jarinya. Tetapi ia menyisakan bagian yg paling enak dan paling sensitif bagi Molin paling akhir. Kedua puting yg kemerahan itu! Bagian itu jadi santapan terakhirnya. Santapan yg paling lezat. Apalagi puting Molin berwarna segar kemerahan yg sangat membuatnya makin gemas, mungkin karena berbeda dengan yg biasa dilihatnya tiap malam. Juga buah dadanya secara keseluruhan yg masih kencang. Juga beda dengan yg biasa dilihatnya tiap malam. Demikian pula kulitnya yg putih mulus. Dan usia perempuan itu yg masih belia, 18 tahun. Lagi-lagi beda dgn yg biasa dilihatnya tiap malam. Dengan penuh nafsu dijilati dan diemut-emutnya puting mungil yg menonjol itu. Ahh! Begitu nikmat rasanya! Puting yg segar! Puting yg indah. Dikenyot-kenyotnya terus puting itu. Puting yg kemerahan! Puting yg menggairahkan! Dimain-mainkan lidahnya di kedua puting Molin bergantian. Sehingga kini seluruh bagian buah dada Molin The Innocent Girl itu telah habis dikenyot-kenyotnya. Tak ada yg tersisa. Tak ada bagian yg terlewat, tidak satu milimeter pun! Molin menggeliat-geliat dan mendesah-desah kecil waktu buah dadanya dijilat-jilat dan dikenyot-kenyot oleh Pak Rohmad. Terutama waktu kedua putingnya dimainin. Karena memang Pak Rohmad sangat berpengalaman dan tahu bagaimana cara membangkitkan gairah perempuan. Apalagi kumis tipisnya itu menempel dan menggelitik buah dada Molin yg sensitif. Membuat Molin jadi makin kegelian. Sehingga ia telah lupa dengan rasa malunya. ( CEME KELILING )
“Ahhh…ahhhhh….aduuuhhh…geli pak….ahhhhh…uuuhh…”
“Ahhhh… ahhhhhh….ahhhhhh.”Molin mulai “naik”.
Setelah itu Pak Rohmad memainkan lidahnya di sekitar pahanya. Terutama pangkal pahanya.
Frekuensi desahan Molin mulai meningkat waktu kumis Pak Rohmad menggelitik pangkal pahanya yg putih mulus. Ia semakin menjadi-jadi waktu lidah Pak Rohmad kini menari-nari di atas celana dalemnya, di wilayah sekitar kemaluannya. Ia menjilat-jilat liang kemaluan perempuan itu dari balik celana dalemnya. Sehingga kini mulai ada rembesan cairan yg membasahi celana dalem itu, yg makin lama makin melebar dan meluas. Pak Rohmad tersenyum puas menyaksikan aksinya itu mengakibatkan perempuan yg terkenal innocent itu kini jadi hilang rasa malunya dan berekspresi secara bebas dgn mendesah-desah. Setelah itu ia mencoba melepas celana dalem hijau muda itu. Kali ini perempuan itu tidak menahannya. Sehingga dengan sekali tarik, bereslah sudah. Kini terbukalah semuanya. Molin , The Innocent Girl itu, kini terbuka sudah semuanya. Dan telentang telanjang bulat di depannya! Ia sangat takjub menyaksikan betapa bulu-bulu kemaluan Molin ternyata lebat sekali. Kalau tak melihatnya sendiri sekarang ini, sangat ia tak menygka perempuan bertampang polos ini bisa mempunyai bulu sedemikian lebat! Dan keindahan tubuhnya sangat menakjubkan apalagi dalem keadaan telentang telanjang bulat begini. Betul-betul menggairahkan! Terutama bagi orang setengah baya seperti dirinya. Sangat suatu kesempatan langka yg harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin! Setelah akhirnya membuka celana dalem Molin, kini dibukanya kedua kaki perempuan itu lebar-lebar. Sehingga liang kemaluan Molin terpampang lebar di hadapannya. Lalu, ia menjilati kemaluan muda dan segar itu. Molin merintih-rintih nikmat. Dibukanya lipatan liang kemaluan yg sempit itu. Dijilatinya liang itu terutama dinding bagian dalemnya. Lalu dibukanya kemaluan bagian atasnya. Sampai ditemukannya klitoris perempuan itu. Kini, dijilat-jilatnya klitoris itu. Sampai membuat perempuan itu menggelinjang-gelinjang dan mendesah-desah. Molin nampak sudah makin terangsang. Apalagi karena kumis tipis Pak Rohmad yg makin menggelitik kemaluannya. Sampai desahan-desahannya jadi makin liar. Dan kemaluannya benar-benar jadi kuyup. Akhirnya dirasanya kini tibalah waktunya untuk menikmati perempuan innocent itu. Kondisi
perempuan itu telah siap untuk menerima kemaluannya. Sehingga dibukanya celana dalemnya. Nampak kemaluan hitam ukuran king size mengacung ke atas. Dan kemaluan itu sangat besar! Membuat Molin pun diam-diam jadi agak kaget dibuatnya. Apalagi kepala kemaluannya yg disunat itu nampak lebih besar lagi. Gila! Kemaluan sebesar itu akan masuk ke dalem liang kemaluan sempit dirinya, pikirnya. Kembali dibukanya kedua kaki Molin. Dan didekatkannya kemaluannya ke liang kemaluan perempuan itu. Dan, didorongnya…Ugh! Alangkah sempitnya. Pak Rohmad merasakan bahwa kemaluannya itu belum masuk ke dalem kemaluan sempit Molin itu. Lalu dicobanya lagi,emmhhhhh, emhhhhhh, emmhhhhh, setelah beberapa kali didesak ke dalem dan dengan agak dipaksanya, akhirnya masuklah kepalanya ke dalem kemaluan Molin. ( CAPSA )
“OH!! jerit Molin.
“OOHH!!
Dan, bleesss, akhirnya kemaluan raksasa itu masuk juga seluruhnya ditelan di dalem kemaluan Molin. Dalem posisi terduduk itu, ia mengocok-ngocok kemaluannya di dalem kemaluan Molin sambil memegang kedua kaki Molin.
“Ooohhh, ohhhhh, ohhhhhhh.”
“Aaahhhhh…..ahhhhhhhh…..ahhhhhhh”
Mula-mula waktu kemaluan itu pertama kali menembus kemaluannya, ia merasa sakit dan perih. Tetapi setelah itu jadi perih-perih enak. Lama-kelamaan jadi tinggal enaknya doang. Karena setelah itu Molin mendesah-desah dan merintih-rintih. Setelah beberapa waktu kemaluan Pak Rohmad menembus masuk, kemaluannya jadi melentur. Kemudian disodok-sodoknya kemaluannya di dalem kemaluan sempit itu, menikmati tubuh muridnya. Benar-benar seret dan kuat cengkeramannya. Sangat beda dengan yg dirasakannya selama ini. Saking seret dan sempitnya, sampai-sampai waktu Pak Rohmad mencabut kemaluannya, liang
kemaluan Molin jadi agak menganga. Dan ia juga melihat ada darah yg menetes dari kemaluan Molin menodai kain matras itu! (Kadang memang ada perempuan yg bisa mengeluarkan darah lebih dari satu kali. Dan Molin adalah salah satu perempuan seperti itu. Mungkin waktu pertama kali diperawani, masih ada sebagian selaput dara yg tidak robek. Sebaliknya, ada pula perempuan yg masih perawan tapi tidak mengeluarkan darah waktu disetubuhi pertama kali). Kini Pak Rohmad menindih tubuh Molin diatas matras itu. Setelah itu Pak Rohmad yg gagah kekar itu menindih tubuh Molin yg ramping dan putih itu. Kembali ia menyetubuhi perempuan itu. Kemaluannya dimasukkan ke dalem kemaluannya. Kali ini lebih mudah masuknya meski masih seret. Dan kembali dikocoknya kemaluannya itu maju mundur. Molin kembali mendesah-desah lagi karena kocokan itu. Kini desahannya itu terdengar cukup keras. Apalagi desahannya itu jadi menggema di dalem aula yg luas dan kosong itu. Sementara tubuhnya bagaikan berdentam-dentam dihantam benda tumpul besar bertubi-tubi. Tetapi kini ia lebih siap karena kemaluannya telah beradaptasi. Kini kemaluan Pak Rohmad yg besar itu merangsang bagian-bagian dalem kemaluannya yg peka terhadap rangsangan.. Pak Rohmad dgn perkasa terus mengocok dirinya beberapa waktu lamanya, sampai akhirnya ia tidak tahan lagi dan mencapai orgasme. Itu orgasmenya yg pertama.
“oooohhhhh…..oooooohhhhhh…..ooooohhhhhhhhh…..ooooohhhhhhhhhhhhhhh.”
Setelah Molin orgasme, Pak Rohmad mencabut kemaluannya dari dalem tubuh perempuan itu. Tubuh Molin dihadapkan ke bawah dalem posisi doggy style. Kemudian ia menjilati kemaluan Molin yg basah kuyup itu. Setelah itu Pak Rohmad tidak menghajarnya dari belakang. Tetapi ia menyusup di bawah Patricia untuk kemudian memainkan buah dada Molin yg menggantung itu. Kedua tangannya menggoyg dan meremas-remas buah dada yg kelihatan makin besar karena menggantung itu.. Sambil sesekali buah dada itu ditepuk-tepuknya. Plok, plok, plok. Kedua tangannya yg hitam menempel di buah dada putih Molin , digenggam dan diremas-remasnya. Kepalanya berada di bawah buah dada Molin. Lalu dibenamkannya kepalanya di buah dada Molin. Bagaikan bantal saja ibaratnya. Kepalanya digesek-gesekkan di buah dada Molin. Dan dengan rakus ia menjilati buah dada putih yg menggantung itu dengan bibir dan lidahnya. Setelah puas memainkan buah dada, diarahkannya kemaluannya persis di dekat lubang kemaluan Molin, dan didorongnya kemaluannya masuk ke dalem kemaluan Molin. Setelah itu sambil pegangan kedua lengan Molin, tubuhnya digeser maju mundur dan naik turun untuk mengocok kemaluan perempuan itu. Posisi ini perlu mengeluarkan tenaga karena harus menahan bokongnya agak naik ke atas. Apabila bokongnya menempel di matras, tentu kemaluannya terlepas dari kemaluan Molin. Tetapi Pak Rohmad adalah orang yg sering berolahraga sehingga staminanya cukup kuat untuk melakukan ini. Bahkan waktu ini pun ia bisa dikatakan berolahraga yaitu menahan berat tubuhnya sambil sekaligus menyetubuhi Molin . Inilah yg dinamakan sexercise, sex dan exercise jadi satu. Setelah itu Pak Rohmad menyuruh Molin untuk menggerakkan tubuhnya 90
derajat sehingga kini tubuh Molin tegak vertikal. Lalu Pak Rohmad menurunkan bokongnya
bersamaan dengan Molin juga menurunkan bokongnya sehingga kini ia duduk di atas Pak Rohmad. Sehingga posisi mereka kini berubah jadi Cowgirl Position. Kali ini tentu lebih mudah bagi Pak Rohmad karena ia tinggal tiduran di matras. Tetapi perlu dicatat bahwa semua gerakan merubah posisi ini dilakukan dengan kemaluan Pak Rohmad tetap berada di dalem kemaluan Molin. Artinya tubuh mereka tetap menjadi satu walaupun posisi tubuh mereka berubah. Lalu Pak Rohmad menyuruh Molin untuk menggerakkan tubuhnya naik turun, yg segera dipatuhinya. Dgn manis Molin “olahraga duduk di tempat” dengan menggerakkan tubuhnya naik turun. Buah dadanya ikut bergoyg-goyg seirama dgn gerakan tubuhnya itu. ( CEME )
Lalu mereka sedikit mengubah posisi. Diwaktu kemaluannya masih di dalem kemaluan Molin, ditidurkannya tubuh Molin mendekat kepadanya. Sehingga kini mirip posisi missionaris tapi bedanya perempuannya ada di atas. Sehingga lagi-lagi Molinlah yg lebih banyak melakukan pergerakan. Kali ini ia bergerak maju mundur, mengocok kemaluan hitam besar di dalem kemaluannya. Atau mengocok kemaluannya terhadap kemaluan hitam besar yg stasioner itu. Tergantung dari sudut mana melihatnya. Tetapi yg jelas, hasilnya sama. Kemaluan Molin disodok-sodok oleh kemaluan Pak Rohmad yg perkasa dan Molin jadi mendesah-desah dibuatnya. Setelah itu tubuh Molin diangkat kembali ke posisi semula yg tegak vertikal dan Pak Rohmad juga mengangkat tubuhnya sehingga kini tubuh keduanya kembali berdekatan tetapi dalem posisi tegak. Kembali tubuh Molin naik turun sementara Pak Rohmad meremas-remas kedua buah dada Molin. Kemudian Kedua kaki Molin yg sebelumnya ditekuk kini diluruskan. Sehingga kedua pahanya yg putih menempel di pinggul Pak Rohmad yg sawo matang dan paha Pak Rohmad yg sawo matang menempel di pinggulnya yg putih, dan kemaluan Pak Rohmad yg sawo matang kehitaman masih tetap di dalem kemaluan Molin. Sementara Molin terus menggerakkan tubuhnya turun naik sambil Pak Rohmad menciumi dan menjilati buah dada Molin. Nampak begitu kontras perbedaan warna kulit tubuh keduanya yg melekat menjadi satu itu. Dan berbeda pula tubuh mereka. Pak Rohmad tubuhnya gagah dan berotot. Sementara Molin tubuhnya ramping tetapi Dada Pak Rohmad sangat bidang dan kekar. Sementara dada Molin, hmm, sangat putih dan sexy. Tak heran kalau Pak Rohmad dgn ganas menikmati buah dada perempuan itu, terutama menjilati dan menyedot-nyedot kedua putingnya yg kemerahan. Demikianlah mereka melakukan proses persetubuhan dalem lima posisi yg berbeda tanpa putus. Setelah itu urutan posisinya dibalik. Dari posisi lima, balik ke posisi 4, 3, 2, dan 1, juga secara berkesinambungan. Sehingga total mereka melakukan sepuluh posisi persetubuhan yg proses perubahannya dilakukan secara tanpa putus artinya kemaluan Pak Rohmad terus berada di dalem kemaluan Molin dari sejak posisi 1 sampai posisi 5 lalu balik ke posisi 1 lagi. Sehingga mereka berdua seperti melakukan senam saja. Tetapi tentu itu bukan senam biasa tetapi senam sexercise. Setelah itu barulah mereka memisahkan tubuh mereka. Kini mereka main pangku-pangkuan. Pak Rohmad duduk di atas matras itu sambil ia memangku Patricia yg membelakangi dirinya. Tetapi bukan sekedar pangkuan biasa karena kemaluannya dimasukkan ke dalem kemaluan Patricia. Dan, lagi-lagi Patricia kembali menaik turunkan tubuhnya sehingga kemaluan di bawahnya itu menghunjam-hunjam masuk di dalem tubuhnya. Sementara Pak Rohmad menciumi punggungMolin yg betul-betul putih mulus itu dan tangannya ke depan untuk meremas-remas buah dada perempuan itu. Oleh karena sejak tadi mereka kebanyakan main dalem posisi dimana ia harus aktif menggoyang tubuhnya, kini tubuh Molin mulai berkeringat. Sehingga kini ia juga termasuk melakukan sexercise, olahraga dan seks secara bersamaan. Yg memberikan rasa cape sekaligus nikmat. Apalagi tak lama kemudian di posisi itu ia kembali mendapatkan orgasme. Itulah orgasmenya yg kedua. Demikianlah Molin yg awalnya innocent dan malu-malu dan berhati-hati, kini sudah berubah menjadi perempuan liar yg sejak tadi terus mendesah-desah dan merintih-rintih malah kini dirinya telah bobol dua kali karena tak tahan akan keperkasaan Pak Rohmad. Skor 2-0 untuk Pak Rohmad! Setelah itu mereka melakukan posisi yg lebih aneh lagi. Waktu itu sepertinya Pak Rohmad mengajar Molin melakukan posisi kayang. Karena ia menyuruh perempuan itu melakukan kayang sambil diperhatikan dan dibantunya. Sampai akhirnya Molin berhasil juga mengangkat tubuhnya yg telanjang bulat dgn kedua kakinya terbuka lebar. Itulah posisi kayg yg sempurna. Waktu itu nampak jelas liang kemaluannya yg terbuka menganga diantara kedua paha mulusnya yg terbuka lebar. Bulu-bulu kemaluannya yg lebat nampak menyembul keatas. Membuat Pak Rohmad segera mengelus-ngelus bulu-bulu lebat yg menyembul ke atas itu. Siapa yg tidak mau mengelus-ngelus bulu kemaluan Molin, perempuan innocent itu. Dan ternyata latihan kayg tadi bukan cumaolahraga doang. Karena Pak Rohmad setelah itu menumpuk-numpuk sejumlah bantal di bawah tubuh Molin untuk menygga tubuh perempuan itu. Kemudian, dgn kedua tangannya yg memegang tubuh perempuan itu, dimasukkannya kemaluannya ke dalem liang kemaluan Molin yg menganga lebar itu. Sehingga disetubuhinya perempuan itu selagi ia sedang dalem posisi kayg sempurna itu. ( DOMINO )
“Ohhh…ohhhhhhh.ohhhhhhhhh…..ohhhhhhhhh.”
Sangat mantap sekali! Benar-benar sensasi yg hebat. Cape berkeringat karena olahraga, tetapi juga nikmat dikocok-kocok! Setelah Pak Rohmad membantu Molin keluar dari posisi kayangnya, ia bergerak menuju ke pipa besi yg digunakan untuk olahraga angkat tubuh tadi. Ia menyusun beberapa balok yg ditumpuk di bawah pipa besi itu. Kedua orang itu berdiri diatas tumpukan balok itu. Dalem posisi berdiri itu, Pak Rohmad kembali menyetubuhi Molin dalem posisi berdiri. Waktu ini, karena berdiri di atas balok, Molin dapat dgn mudah meraih pipa besi horizontal itu dgn kedua tangannya. Setelah itu Pak Rohmad menyuruh Patricia untuk berolahraga angkat tubuh lagi. Yaitu ia harus mengangkat tubuhnya dgn kedua tangannya.. Pada waktu ia mengangkat tubuhnya tentu rasanya seperti kemaluan Pak Rohmad akan keluar dari kemaluannya. Tetapi belum sampai keluar, ia kembali menurunkan tubuhnya yg rasanya seperti kemaluan itu masuk kembali menghunjam ke dalem kemaluannya. Jadi di waktu Patricia melakukan olahraga angkat tubuh itu, kemaluan Pak Rohmad seakan mengocok-ngocok tubuhnya, meski Pak Rohmad sendiri berdiri stasioner tak bergerak. Sehingga Molin jadi makin giat mengangkat tubuhnya. Dan dalem hal ini ia mencapai kemajuan yg luar biasa yg sulit ditandingi bahkan oleh atlit kelas olimpiade sekalipun. Sebelumnya ia berhasil mengangkat tubuhnya cuma beberapa senti saja. Tetapi kini ia mencapai kemajuan hampir sepuluh kali lipat! Karena sekarang ia berhasil mengangkat tubuhnya sampai hampir dua puluh senti! Dan itu kira-kira sama dgn panjang kemaluan Pak Rohmad. Setelah cape tapi puas melakukan itu, Molin menghentikan exercise-nya itu. Kini tinggi balok itu diatur sedemikian rupa supaya mereka bisa bertukar posisi dgn pas. Molin berdiri di balok itu. Kali ini giliran Pak Rohmad yg melakukan exercise. Ia harus mengangkat tubuhnya supaya kemaluannya bisa masuk ke dalem kemaluan Molin . Dan, Pak Rohmad sangat hebat! Ia sanggup melakukan itu sampai lebih dari 20 kali! Waktu itu Pak Rohmad adalah orang yg melakukan exercise, tetapi justru Molin yg sedang “menonton” persis di depannya yg menjerit dan mendesah-desah tiap kali Pak Rohmad berhasil mengangkat tubuhnya. Sangat ia adalah seorang suporter yg hebat, karena jeritan dan desahan itu jadi membuat Pak Rohmad makin bersemangat. Hal ini membuktikan bahwa fungsi suporter sangatlah penting dalem suatu kegiatan olahraga. Sehabis itu malah lebih hebat lagi. Karena Molin sambil memeluk leher Pak Rohmad, mengangkat kedua kakinya dan ditekuknya di bagian atas pinggul Pak Rohmad. Sehingga kini Pak Rohmad selain harus mengangkat tubuhnya juga harus mengangkat tubuh Patricia! Sehingga Patricia kini jadi lebih aktif menaik-turunkan tubuhnya sambil memeluk Pak Rohmad. Jadi kedua orang itu kini sama-sama aktif melakukan sexercise. Tetapi yg hebat adalah Pak Rohmad yg mampu mengangkat tubuhnya plus tubuh Molin yg menempel di tubuhnya. Dan kemaluannya yg sedari tadi mengoyak dan mengocok-ngocok kemaluan Molin dgn gagah perkasa, masih belum juga terlihat tanda-tanda ejakulasi. Betul-betul ia adalah seorang dgn otot kawat tulang besi kemaluan perkasa!! Setelah puas olahraga angkat tubuh, mereka ganti posisi yg lebih “membumi”. Molin dalem posisi push-up. Tetapi ia tidak melakukan push up karena Pak Rohmad mengangkat kedua kakinya dari belakang. Diangkatnya kedua kaki Molin dan ia maju terus mendekati tubuh perempuan itu sampai berhasil dipegangnya pangkal pahanya. Sampai ia bisa mendekatkan kemaluannya ke kemaluan Molin, lalu dimasukkannya kemaluannya ke dalem tubuh mulus perempuan itu dari belakang. Kemaluannya mengocok-ngocok menembus kemaluannya dari belakang. Sodokan-sodokan Pak Rohmad itu sangat kuat, sehingga waktu ia menyodok, waktu itu pula tubuh Patricia terdorong ke depan dan ia otomatis menggerakkan satu tangannya maju ke depan.. Sementara Pak Rohmad tentu ingin terus menikmati kemaluan Patricia yg sempit dgn terus memaju-mundurkan kemaluannya berulang-ulang. Hal itu dilakukannya terus menerus. Dan setiap kali Pak Rohmad mendorong kemaluannya ke depan, waktu itu pula Molin menggerakkan tangannya ke depan bergantian sehingga tubuhnya maju selangkah demi selangkah. Hal itu berlangsung terus menerus sampai akhirnya tanpa terasa mereka telah membuat satu putaran mengelilingi lapangan basket. Dan di sepanjang perjalanan Patricia terus mendesah-desah pertanda nikmat dan Pak Rohmad pun tentu juga puas hatinya. Memang begitulah olahraga seharusnya dilakukan, berkeringat dan mengeluarkan banyak tenaga tetapi waktu lewat dgn cepat tanpa terasa karena begitu enjoy dikala melakukannya. ( POKER )
Setelah itu Pak Rohmad menggendong Patricia. Tubuh Molin yg putih mulus dan telanjang bulat itu digendong oleh gurunya yg kulitnya sawo matang. Tetapi, itu bukan sekedar gendong-gendongan biasa, karena waktu Molin digendong itu, kemaluannya tertembus oleh kemaluan hitam Pak Rohmad. Kemudian Pak Rohmad menggerak-gerakkan tubuh Molin naik turun, dan Molin pun juga ikut menggerakkan tubuhnya naik turun di dalem gendongan Pak Rohmad. Lagi-lagi Molin mendesah-desah dibuatnya. Setelah itu mereka melakukan itu dgn Pak Rohmad berjalan dan berjalan sampai ke tengah-tengah aula itu. Setelah itu malah Pak Rohmad berlari sambil menggendong Molin yg terus menggerak-gerakkan tubuhnya! Sampai dua kali bolak balik. Sementara dada Molin kini jadi berguncang-guncang dgn hebat. Pertama karena gerakan lari, kedua karena disodok-sodok kemaluan yg besar dan hitam itu. Tentu semua orang tahu pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Tetapi pepatah itu sudah kuno ketinggalan jaman. Karena sekarang ini jadi “guru dan murid barengan lari sambil orgasme”. Karena Patricia jadi tak tahan lagi kemaluannya disodok-sodok kemaluan Pak Rohmad sekaligus digendong sambil dibawa lari begitu, sehingga akhirnya ia, orgasme lagi. Itulah orgasmenya yg ketiga! Dan kemaluannya jadi basah kuyup. Dan tak lama setelah itu, Pak Rohmad pun juga akhirnya tak bisa menahan lebih lama lagi dan ia mengalami ejakulasi. Ditumpahkannya seluruh spermanya yg banyak sekali keluarnya di dalem kemaluan Molin. Tetapi setelah ejakulasi pun, kemaluannya masih mengeras. Karena itu, ditelentangkan Molin dimatras, lalu ia kembali menusuk-nusuk kemaluan Molin. Sepertinya ia ingin menghisap dan menyerap sari madu perempuan itu sampai betul-betul tak bisa diserap lagi. Sampai akhirnya kemaluannya melembek, baru ia menghentikan tusukan-tusukannya itu. Jadi skor akhir: 3-1 untuk Pak Rohmad. Setelah itu, barulah Pak Rohmad mencabut kemaluannya dari dalem tubuh Molin. Kemaluan hitam perkasa yg tadi begitu keras itu pun kini mulai melembek. Setelah itu ia membantu perempuan itu berdiri. “Kamu bisa berdiri, Molin?” tanyanya.. Perempuan itu tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya. Dirasakannya kemaluannya agak nyeri dan berdenyut-denyut. Pak Rohmad melihat sebagian sperma yg sebelumnya ditumpahkan di dalem kemaluan perempuan itu kini meleleh keluar, bagaikan anak sungai mengalir turun di pahanya yg putih. Ia sangat puas hatinya bahwa Molin yg innocent, cakep, sexy, dan putih mulus itu akhirnya dibuatnya menjadi bukan perawan lagi. Karena ia menganggap dirinyalah yg telah memerawani Molin yg tentu sekarang nggak bisa disebut innocent lagi. Ia melihat adanya darah di kemaluan perempuan itu waktu kemaluannya pertama kali menembus kemaluannya. Dan ia merasakan betapa sempitnya kemaluannya. Ditambah lagi karena perempuan ini belum pernah pacaran, jadi tentu dianggapnya masih perawan. Karena itu ia sangat bangga bahwa kemaluannya yg perkasa akhirnya berhasil menembus dan mengoyak kemaluan pelajar teladan itu untuk kali pertama. Selain berhasil memerawani perempuan itu, ia juga merasa aman dgn kariernya serta hubungannya dgn istrinya. Karena ia yakin Molin tidak akan melaporkan kejadian itu, meski ia melakukan pelanggaran seksual terhadap diri pelajar itu. Terutama setelah perempuan itu juga mendapat orgasme tiga kali! Sehingga ia tidak dapat dikatakan telah memaksanya atau memperkosanya. ( LIVE POKER )
Masa diperkosa kok malah orgasme tiga kali! Sementara ia sendiri juga tidak akan membocorkan hal itu, demi karier dan takut dgn istri karena istrinya lebih dominan. Setelah itu tanpa berkata sepatah pun keduanya mengenakan pakaian masing-masing. Kemudian mereka berjalan keluar kompleks sekolah itu tanpa ada satu orang pun. Waktu itu Molin merasakan kemaluannya agak nyeri sehingga ia harus berjalan sambil kedua kakinya agak dibuka melebar. Tak lama kemudian suasana sekolah itu jadi betul-betul sunyi senyap di tengah kegelapan malam. Tetapi apa yg dialami oleh para pelaku setelah itu tidaklah sesunyi seperti tempat kejadian itu. Tadi dikatakan untuk urusan ginian biasanya “sikat dulu, yg lain urusan belakangan”. Nah, “yg lain” ini muncul waktu Pak Rohmad tiba di rumahnya. Istrinya agak curiga dgn suaminya itu. Apalagi pulang telat sampai hari gelap. Ia curiga kalau suaminya baru “jajan” di luar. Apalagi suaminya langsung membasahi serta merendam celana dalemnya. Suatu hal yg tak biasa. Ia curiga, apakah itu untuk menghilangkan jejak sisa-sisa sperma sehabis pertempuran di luar? Untuk itu malamnya ia mengetest suaminya di ranjang. Dan hasilnya? Sangat spektakuler! Karena istrinya itu dibuatnya berkejab-kejab sambil merem melek! Memang hebat Pak Rohmad ini. Sorenya baru menghajar Molin sampai tiga kali, malamnya masih bisa membuat istrinya menggelepar-gelepar dan megap-megap kayak ikan mas kekurangan air. Tetapi bagaimana pun ia adalah manusia biasa yg tak bisa melawan proses alam. Ia tak bisa menipu istrinya yg jeli bagai anjik pelacak itu. Istrinya curiga karena volume sperma yg keluar jauh lebih sedikit dari biasanya. Untung istrinya tidak mendesaknya lebih lanjut. Seandainya ia terpaksa harus mengaku pun, ia bertekad tidak akan memberitahukan identitas sesangatnya perempuan yg disetubuhinya waktu itu. Itu sudah menjadi komitmen pribadinya terhadap Molin. Istrinya hanya bisa curiga saja tapi ia tak punya bukti nyata. Tetapi semenjak itu hidup Pak Rohmad jadi semakin menderita di bawah ketiak istrinya. Karena Bu Ratinuk jadi semakin ketat mengontrol suaminya. Setelah hari itu, ia tak mendapat kesempatan untuk mengulangi hal yg sama lagi dgn Molin atau perempuan mana pun, karena kontrol super ketat dari istrinya, termasuk pengecekan reguler isi botol dari pengosongan yg illegal. Yah, paling tidak aku sudah pernah menikmati Molin, perempuan idaman satu sekolah, katanya menghibur diri. Tak lama setelah kejadian itu, Molin lulus SMU dan pindah ke kota lain untuk melanjutkan kuliahnya. Sementara Molin malam itu sedang tiduran di kamarnya. Tubuhnya pegal-pegal. Seperti sehabis melakukan exercise. Tapi juga puas. Karena itu bukan exercise biasa melainkan Sexercise. Belum pernah ia merasakan seperti yg barusan dialami. Pak Rohmad memang hebat. Tiga kali ia dibuatnya orgasme! Sekarang kemaluannya sudah tidak nyeri lagi. Tapi rasanya perlu waktu untuk istirahat paling tidak berhari-hari, setelah barusan dihajar bertubi-tubi dari berbagai posisi oleh kemaluan raksasa Pak Rohmad yg hitam perkasa itu. Kini memang waktu untuk pemulihan otot-otot tubuh terutama otot kemaluannya agar kembali ke posisi semula dan rapat kembali. Ada waktunya exercise (atau Sexercise), ada pula waktunya istirahat. Karena kesehatan tubuh memang penting. Olahraga penting bagi kesehatan tubuh. Apalagi olahraga yg memberikan kepuasan batin kayak gini, pikirnya. Sekarang waktunya tidur deh. Ia bangkit dari ranjangnya untuk mematikan lampu kamarnya. Tak lama kemudian ia tidur dgn nyenyak di dalem kamarnya yg gelap. TAMAT
kontras berbeda dgn milik Patricia yg ramping tetapi membusung dan putih. Lalu ia membuka tali pengikat celana trainingnya. Sehingga kini melorot ke bawah. Nampaklah kulit tubuh Pak Rohmad yg coklat sawo matang. Sementara celana dalemnya dengan ketat menutup sebagian kecil tubuhnya itu. Membentuk tonjolan cukup besar di tengahnya. Sementara kepala kemaluannya sudah “mengintip” keluar seakan ingin ikutan menyaksikan tubuh mulus telanjang Molin . Lalu ia melepas sepatu dan kaus kakinya. Ia sengaja tidak membuka celana dalemnya itu sekarang. Ia takut membuat perempuan itu kaget. Pak Rohmad mendorong punggung perempuan itu diajaknya menuju ke matras. Sambil ia mengagumi keindahan lekuk punggung telanjang Molin . Diraba-rabanya punggung telanjang yg putih mulus itu. Sampai di matras, ditidurkannya perempuan itu di atas matras dgn telentang. Yg paling menarik perhatiannya tentu buah dada ranum nan indah menggairahkan itu. Tetapi diciumi dulu leher perempuan itu. Diciumi dengan penuh nafsu. Leher kiri, leher kanan, maupun leher tengah. Lalu turun ke bawah. Ke bagian atas dadanya. Turun sedikit. Sampailah di tengah-tengah belahan dadanya. Dijilatnya belahan dada yg putih itu. Lidahnya menjulur-julur di antara belahan kedua gunung itu. Lalu lidahnya turun ke bagian bawah buah dadanya. ( ADUQ )
Dijilatinya bagian itu. Lalu bergerak ke tengah. Dan dijelajahinya seluruh bagian buah dada putih itu dengan lidah dan jari-jarinya. Tetapi ia menyisakan bagian yg paling enak dan paling sensitif bagi Molin paling akhir. Kedua puting yg kemerahan itu! Bagian itu jadi santapan terakhirnya. Santapan yg paling lezat. Apalagi puting Molin berwarna segar kemerahan yg sangat membuatnya makin gemas, mungkin karena berbeda dengan yg biasa dilihatnya tiap malam. Juga buah dadanya secara keseluruhan yg masih kencang. Juga beda dengan yg biasa dilihatnya tiap malam. Demikian pula kulitnya yg putih mulus. Dan usia perempuan itu yg masih belia, 18 tahun. Lagi-lagi beda dgn yg biasa dilihatnya tiap malam. Dengan penuh nafsu dijilati dan diemut-emutnya puting mungil yg menonjol itu. Ahh! Begitu nikmat rasanya! Puting yg segar! Puting yg indah. Dikenyot-kenyotnya terus puting itu. Puting yg kemerahan! Puting yg menggairahkan! Dimain-mainkan lidahnya di kedua puting Molin bergantian. Sehingga kini seluruh bagian buah dada Molin The Innocent Girl itu telah habis dikenyot-kenyotnya. Tak ada yg tersisa. Tak ada bagian yg terlewat, tidak satu milimeter pun! Molin menggeliat-geliat dan mendesah-desah kecil waktu buah dadanya dijilat-jilat dan dikenyot-kenyot oleh Pak Rohmad. Terutama waktu kedua putingnya dimainin. Karena memang Pak Rohmad sangat berpengalaman dan tahu bagaimana cara membangkitkan gairah perempuan. Apalagi kumis tipisnya itu menempel dan menggelitik buah dada Molin yg sensitif. Membuat Molin jadi makin kegelian. Sehingga ia telah lupa dengan rasa malunya. ( CEME KELILING )
“Ahhh…ahhhhh….aduuuhhh…geli pak….ahhhhh…uuuhh…”
“Ahhhh… ahhhhhh….ahhhhhh.”Molin mulai “naik”.
Setelah itu Pak Rohmad memainkan lidahnya di sekitar pahanya. Terutama pangkal pahanya.
Frekuensi desahan Molin mulai meningkat waktu kumis Pak Rohmad menggelitik pangkal pahanya yg putih mulus. Ia semakin menjadi-jadi waktu lidah Pak Rohmad kini menari-nari di atas celana dalemnya, di wilayah sekitar kemaluannya. Ia menjilat-jilat liang kemaluan perempuan itu dari balik celana dalemnya. Sehingga kini mulai ada rembesan cairan yg membasahi celana dalem itu, yg makin lama makin melebar dan meluas. Pak Rohmad tersenyum puas menyaksikan aksinya itu mengakibatkan perempuan yg terkenal innocent itu kini jadi hilang rasa malunya dan berekspresi secara bebas dgn mendesah-desah. Setelah itu ia mencoba melepas celana dalem hijau muda itu. Kali ini perempuan itu tidak menahannya. Sehingga dengan sekali tarik, bereslah sudah. Kini terbukalah semuanya. Molin , The Innocent Girl itu, kini terbuka sudah semuanya. Dan telentang telanjang bulat di depannya! Ia sangat takjub menyaksikan betapa bulu-bulu kemaluan Molin ternyata lebat sekali. Kalau tak melihatnya sendiri sekarang ini, sangat ia tak menygka perempuan bertampang polos ini bisa mempunyai bulu sedemikian lebat! Dan keindahan tubuhnya sangat menakjubkan apalagi dalem keadaan telentang telanjang bulat begini. Betul-betul menggairahkan! Terutama bagi orang setengah baya seperti dirinya. Sangat suatu kesempatan langka yg harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin! Setelah akhirnya membuka celana dalem Molin, kini dibukanya kedua kaki perempuan itu lebar-lebar. Sehingga liang kemaluan Molin terpampang lebar di hadapannya. Lalu, ia menjilati kemaluan muda dan segar itu. Molin merintih-rintih nikmat. Dibukanya lipatan liang kemaluan yg sempit itu. Dijilatinya liang itu terutama dinding bagian dalemnya. Lalu dibukanya kemaluan bagian atasnya. Sampai ditemukannya klitoris perempuan itu. Kini, dijilat-jilatnya klitoris itu. Sampai membuat perempuan itu menggelinjang-gelinjang dan mendesah-desah. Molin nampak sudah makin terangsang. Apalagi karena kumis tipis Pak Rohmad yg makin menggelitik kemaluannya. Sampai desahan-desahannya jadi makin liar. Dan kemaluannya benar-benar jadi kuyup. Akhirnya dirasanya kini tibalah waktunya untuk menikmati perempuan innocent itu. Kondisi
perempuan itu telah siap untuk menerima kemaluannya. Sehingga dibukanya celana dalemnya. Nampak kemaluan hitam ukuran king size mengacung ke atas. Dan kemaluan itu sangat besar! Membuat Molin pun diam-diam jadi agak kaget dibuatnya. Apalagi kepala kemaluannya yg disunat itu nampak lebih besar lagi. Gila! Kemaluan sebesar itu akan masuk ke dalem liang kemaluan sempit dirinya, pikirnya. Kembali dibukanya kedua kaki Molin. Dan didekatkannya kemaluannya ke liang kemaluan perempuan itu. Dan, didorongnya…Ugh! Alangkah sempitnya. Pak Rohmad merasakan bahwa kemaluannya itu belum masuk ke dalem kemaluan sempit Molin itu. Lalu dicobanya lagi,emmhhhhh, emhhhhhh, emmhhhhh, setelah beberapa kali didesak ke dalem dan dengan agak dipaksanya, akhirnya masuklah kepalanya ke dalem kemaluan Molin. ( CAPSA )
“OH!! jerit Molin.
“OOHH!!
Dan, bleesss, akhirnya kemaluan raksasa itu masuk juga seluruhnya ditelan di dalem kemaluan Molin. Dalem posisi terduduk itu, ia mengocok-ngocok kemaluannya di dalem kemaluan Molin sambil memegang kedua kaki Molin.
“Ooohhh, ohhhhh, ohhhhhhh.”
“Aaahhhhh…..ahhhhhhhh…..ahhhhhhh”
Mula-mula waktu kemaluan itu pertama kali menembus kemaluannya, ia merasa sakit dan perih. Tetapi setelah itu jadi perih-perih enak. Lama-kelamaan jadi tinggal enaknya doang. Karena setelah itu Molin mendesah-desah dan merintih-rintih. Setelah beberapa waktu kemaluan Pak Rohmad menembus masuk, kemaluannya jadi melentur. Kemudian disodok-sodoknya kemaluannya di dalem kemaluan sempit itu, menikmati tubuh muridnya. Benar-benar seret dan kuat cengkeramannya. Sangat beda dengan yg dirasakannya selama ini. Saking seret dan sempitnya, sampai-sampai waktu Pak Rohmad mencabut kemaluannya, liang
kemaluan Molin jadi agak menganga. Dan ia juga melihat ada darah yg menetes dari kemaluan Molin menodai kain matras itu! (Kadang memang ada perempuan yg bisa mengeluarkan darah lebih dari satu kali. Dan Molin adalah salah satu perempuan seperti itu. Mungkin waktu pertama kali diperawani, masih ada sebagian selaput dara yg tidak robek. Sebaliknya, ada pula perempuan yg masih perawan tapi tidak mengeluarkan darah waktu disetubuhi pertama kali). Kini Pak Rohmad menindih tubuh Molin diatas matras itu. Setelah itu Pak Rohmad yg gagah kekar itu menindih tubuh Molin yg ramping dan putih itu. Kembali ia menyetubuhi perempuan itu. Kemaluannya dimasukkan ke dalem kemaluannya. Kali ini lebih mudah masuknya meski masih seret. Dan kembali dikocoknya kemaluannya itu maju mundur. Molin kembali mendesah-desah lagi karena kocokan itu. Kini desahannya itu terdengar cukup keras. Apalagi desahannya itu jadi menggema di dalem aula yg luas dan kosong itu. Sementara tubuhnya bagaikan berdentam-dentam dihantam benda tumpul besar bertubi-tubi. Tetapi kini ia lebih siap karena kemaluannya telah beradaptasi. Kini kemaluan Pak Rohmad yg besar itu merangsang bagian-bagian dalem kemaluannya yg peka terhadap rangsangan.. Pak Rohmad dgn perkasa terus mengocok dirinya beberapa waktu lamanya, sampai akhirnya ia tidak tahan lagi dan mencapai orgasme. Itu orgasmenya yg pertama.
“oooohhhhh…..oooooohhhhhh…..ooooohhhhhhhhh…..ooooohhhhhhhhhhhhhhh.”
Setelah Molin orgasme, Pak Rohmad mencabut kemaluannya dari dalem tubuh perempuan itu. Tubuh Molin dihadapkan ke bawah dalem posisi doggy style. Kemudian ia menjilati kemaluan Molin yg basah kuyup itu. Setelah itu Pak Rohmad tidak menghajarnya dari belakang. Tetapi ia menyusup di bawah Patricia untuk kemudian memainkan buah dada Molin yg menggantung itu. Kedua tangannya menggoyg dan meremas-remas buah dada yg kelihatan makin besar karena menggantung itu.. Sambil sesekali buah dada itu ditepuk-tepuknya. Plok, plok, plok. Kedua tangannya yg hitam menempel di buah dada putih Molin , digenggam dan diremas-remasnya. Kepalanya berada di bawah buah dada Molin. Lalu dibenamkannya kepalanya di buah dada Molin. Bagaikan bantal saja ibaratnya. Kepalanya digesek-gesekkan di buah dada Molin. Dan dengan rakus ia menjilati buah dada putih yg menggantung itu dengan bibir dan lidahnya. Setelah puas memainkan buah dada, diarahkannya kemaluannya persis di dekat lubang kemaluan Molin, dan didorongnya kemaluannya masuk ke dalem kemaluan Molin. Setelah itu sambil pegangan kedua lengan Molin, tubuhnya digeser maju mundur dan naik turun untuk mengocok kemaluan perempuan itu. Posisi ini perlu mengeluarkan tenaga karena harus menahan bokongnya agak naik ke atas. Apabila bokongnya menempel di matras, tentu kemaluannya terlepas dari kemaluan Molin. Tetapi Pak Rohmad adalah orang yg sering berolahraga sehingga staminanya cukup kuat untuk melakukan ini. Bahkan waktu ini pun ia bisa dikatakan berolahraga yaitu menahan berat tubuhnya sambil sekaligus menyetubuhi Molin . Inilah yg dinamakan sexercise, sex dan exercise jadi satu. Setelah itu Pak Rohmad menyuruh Molin untuk menggerakkan tubuhnya 90
derajat sehingga kini tubuh Molin tegak vertikal. Lalu Pak Rohmad menurunkan bokongnya
bersamaan dengan Molin juga menurunkan bokongnya sehingga kini ia duduk di atas Pak Rohmad. Sehingga posisi mereka kini berubah jadi Cowgirl Position. Kali ini tentu lebih mudah bagi Pak Rohmad karena ia tinggal tiduran di matras. Tetapi perlu dicatat bahwa semua gerakan merubah posisi ini dilakukan dengan kemaluan Pak Rohmad tetap berada di dalem kemaluan Molin. Artinya tubuh mereka tetap menjadi satu walaupun posisi tubuh mereka berubah. Lalu Pak Rohmad menyuruh Molin untuk menggerakkan tubuhnya naik turun, yg segera dipatuhinya. Dgn manis Molin “olahraga duduk di tempat” dengan menggerakkan tubuhnya naik turun. Buah dadanya ikut bergoyg-goyg seirama dgn gerakan tubuhnya itu. ( CEME )
Lalu mereka sedikit mengubah posisi. Diwaktu kemaluannya masih di dalem kemaluan Molin, ditidurkannya tubuh Molin mendekat kepadanya. Sehingga kini mirip posisi missionaris tapi bedanya perempuannya ada di atas. Sehingga lagi-lagi Molinlah yg lebih banyak melakukan pergerakan. Kali ini ia bergerak maju mundur, mengocok kemaluan hitam besar di dalem kemaluannya. Atau mengocok kemaluannya terhadap kemaluan hitam besar yg stasioner itu. Tergantung dari sudut mana melihatnya. Tetapi yg jelas, hasilnya sama. Kemaluan Molin disodok-sodok oleh kemaluan Pak Rohmad yg perkasa dan Molin jadi mendesah-desah dibuatnya. Setelah itu tubuh Molin diangkat kembali ke posisi semula yg tegak vertikal dan Pak Rohmad juga mengangkat tubuhnya sehingga kini tubuh keduanya kembali berdekatan tetapi dalem posisi tegak. Kembali tubuh Molin naik turun sementara Pak Rohmad meremas-remas kedua buah dada Molin. Kemudian Kedua kaki Molin yg sebelumnya ditekuk kini diluruskan. Sehingga kedua pahanya yg putih menempel di pinggul Pak Rohmad yg sawo matang dan paha Pak Rohmad yg sawo matang menempel di pinggulnya yg putih, dan kemaluan Pak Rohmad yg sawo matang kehitaman masih tetap di dalem kemaluan Molin. Sementara Molin terus menggerakkan tubuhnya turun naik sambil Pak Rohmad menciumi dan menjilati buah dada Molin. Nampak begitu kontras perbedaan warna kulit tubuh keduanya yg melekat menjadi satu itu. Dan berbeda pula tubuh mereka. Pak Rohmad tubuhnya gagah dan berotot. Sementara Molin tubuhnya ramping tetapi Dada Pak Rohmad sangat bidang dan kekar. Sementara dada Molin, hmm, sangat putih dan sexy. Tak heran kalau Pak Rohmad dgn ganas menikmati buah dada perempuan itu, terutama menjilati dan menyedot-nyedot kedua putingnya yg kemerahan. Demikianlah mereka melakukan proses persetubuhan dalem lima posisi yg berbeda tanpa putus. Setelah itu urutan posisinya dibalik. Dari posisi lima, balik ke posisi 4, 3, 2, dan 1, juga secara berkesinambungan. Sehingga total mereka melakukan sepuluh posisi persetubuhan yg proses perubahannya dilakukan secara tanpa putus artinya kemaluan Pak Rohmad terus berada di dalem kemaluan Molin dari sejak posisi 1 sampai posisi 5 lalu balik ke posisi 1 lagi. Sehingga mereka berdua seperti melakukan senam saja. Tetapi tentu itu bukan senam biasa tetapi senam sexercise. Setelah itu barulah mereka memisahkan tubuh mereka. Kini mereka main pangku-pangkuan. Pak Rohmad duduk di atas matras itu sambil ia memangku Patricia yg membelakangi dirinya. Tetapi bukan sekedar pangkuan biasa karena kemaluannya dimasukkan ke dalem kemaluan Patricia. Dan, lagi-lagi Patricia kembali menaik turunkan tubuhnya sehingga kemaluan di bawahnya itu menghunjam-hunjam masuk di dalem tubuhnya. Sementara Pak Rohmad menciumi punggungMolin yg betul-betul putih mulus itu dan tangannya ke depan untuk meremas-remas buah dada perempuan itu. Oleh karena sejak tadi mereka kebanyakan main dalem posisi dimana ia harus aktif menggoyang tubuhnya, kini tubuh Molin mulai berkeringat. Sehingga kini ia juga termasuk melakukan sexercise, olahraga dan seks secara bersamaan. Yg memberikan rasa cape sekaligus nikmat. Apalagi tak lama kemudian di posisi itu ia kembali mendapatkan orgasme. Itulah orgasmenya yg kedua. Demikianlah Molin yg awalnya innocent dan malu-malu dan berhati-hati, kini sudah berubah menjadi perempuan liar yg sejak tadi terus mendesah-desah dan merintih-rintih malah kini dirinya telah bobol dua kali karena tak tahan akan keperkasaan Pak Rohmad. Skor 2-0 untuk Pak Rohmad! Setelah itu mereka melakukan posisi yg lebih aneh lagi. Waktu itu sepertinya Pak Rohmad mengajar Molin melakukan posisi kayang. Karena ia menyuruh perempuan itu melakukan kayang sambil diperhatikan dan dibantunya. Sampai akhirnya Molin berhasil juga mengangkat tubuhnya yg telanjang bulat dgn kedua kakinya terbuka lebar. Itulah posisi kayg yg sempurna. Waktu itu nampak jelas liang kemaluannya yg terbuka menganga diantara kedua paha mulusnya yg terbuka lebar. Bulu-bulu kemaluannya yg lebat nampak menyembul keatas. Membuat Pak Rohmad segera mengelus-ngelus bulu-bulu lebat yg menyembul ke atas itu. Siapa yg tidak mau mengelus-ngelus bulu kemaluan Molin, perempuan innocent itu. Dan ternyata latihan kayg tadi bukan cumaolahraga doang. Karena Pak Rohmad setelah itu menumpuk-numpuk sejumlah bantal di bawah tubuh Molin untuk menygga tubuh perempuan itu. Kemudian, dgn kedua tangannya yg memegang tubuh perempuan itu, dimasukkannya kemaluannya ke dalem liang kemaluan Molin yg menganga lebar itu. Sehingga disetubuhinya perempuan itu selagi ia sedang dalem posisi kayg sempurna itu. ( DOMINO )
“Ohhh…ohhhhhhh.ohhhhhhhhh…..ohhhhhhhhh.”
Sangat mantap sekali! Benar-benar sensasi yg hebat. Cape berkeringat karena olahraga, tetapi juga nikmat dikocok-kocok! Setelah Pak Rohmad membantu Molin keluar dari posisi kayangnya, ia bergerak menuju ke pipa besi yg digunakan untuk olahraga angkat tubuh tadi. Ia menyusun beberapa balok yg ditumpuk di bawah pipa besi itu. Kedua orang itu berdiri diatas tumpukan balok itu. Dalem posisi berdiri itu, Pak Rohmad kembali menyetubuhi Molin dalem posisi berdiri. Waktu ini, karena berdiri di atas balok, Molin dapat dgn mudah meraih pipa besi horizontal itu dgn kedua tangannya. Setelah itu Pak Rohmad menyuruh Patricia untuk berolahraga angkat tubuh lagi. Yaitu ia harus mengangkat tubuhnya dgn kedua tangannya.. Pada waktu ia mengangkat tubuhnya tentu rasanya seperti kemaluan Pak Rohmad akan keluar dari kemaluannya. Tetapi belum sampai keluar, ia kembali menurunkan tubuhnya yg rasanya seperti kemaluan itu masuk kembali menghunjam ke dalem kemaluannya. Jadi di waktu Patricia melakukan olahraga angkat tubuh itu, kemaluan Pak Rohmad seakan mengocok-ngocok tubuhnya, meski Pak Rohmad sendiri berdiri stasioner tak bergerak. Sehingga Molin jadi makin giat mengangkat tubuhnya. Dan dalem hal ini ia mencapai kemajuan yg luar biasa yg sulit ditandingi bahkan oleh atlit kelas olimpiade sekalipun. Sebelumnya ia berhasil mengangkat tubuhnya cuma beberapa senti saja. Tetapi kini ia mencapai kemajuan hampir sepuluh kali lipat! Karena sekarang ia berhasil mengangkat tubuhnya sampai hampir dua puluh senti! Dan itu kira-kira sama dgn panjang kemaluan Pak Rohmad. Setelah cape tapi puas melakukan itu, Molin menghentikan exercise-nya itu. Kini tinggi balok itu diatur sedemikian rupa supaya mereka bisa bertukar posisi dgn pas. Molin berdiri di balok itu. Kali ini giliran Pak Rohmad yg melakukan exercise. Ia harus mengangkat tubuhnya supaya kemaluannya bisa masuk ke dalem kemaluan Molin . Dan, Pak Rohmad sangat hebat! Ia sanggup melakukan itu sampai lebih dari 20 kali! Waktu itu Pak Rohmad adalah orang yg melakukan exercise, tetapi justru Molin yg sedang “menonton” persis di depannya yg menjerit dan mendesah-desah tiap kali Pak Rohmad berhasil mengangkat tubuhnya. Sangat ia adalah seorang suporter yg hebat, karena jeritan dan desahan itu jadi membuat Pak Rohmad makin bersemangat. Hal ini membuktikan bahwa fungsi suporter sangatlah penting dalem suatu kegiatan olahraga. Sehabis itu malah lebih hebat lagi. Karena Molin sambil memeluk leher Pak Rohmad, mengangkat kedua kakinya dan ditekuknya di bagian atas pinggul Pak Rohmad. Sehingga kini Pak Rohmad selain harus mengangkat tubuhnya juga harus mengangkat tubuh Patricia! Sehingga Patricia kini jadi lebih aktif menaik-turunkan tubuhnya sambil memeluk Pak Rohmad. Jadi kedua orang itu kini sama-sama aktif melakukan sexercise. Tetapi yg hebat adalah Pak Rohmad yg mampu mengangkat tubuhnya plus tubuh Molin yg menempel di tubuhnya. Dan kemaluannya yg sedari tadi mengoyak dan mengocok-ngocok kemaluan Molin dgn gagah perkasa, masih belum juga terlihat tanda-tanda ejakulasi. Betul-betul ia adalah seorang dgn otot kawat tulang besi kemaluan perkasa!! Setelah puas olahraga angkat tubuh, mereka ganti posisi yg lebih “membumi”. Molin dalem posisi push-up. Tetapi ia tidak melakukan push up karena Pak Rohmad mengangkat kedua kakinya dari belakang. Diangkatnya kedua kaki Molin dan ia maju terus mendekati tubuh perempuan itu sampai berhasil dipegangnya pangkal pahanya. Sampai ia bisa mendekatkan kemaluannya ke kemaluan Molin, lalu dimasukkannya kemaluannya ke dalem tubuh mulus perempuan itu dari belakang. Kemaluannya mengocok-ngocok menembus kemaluannya dari belakang. Sodokan-sodokan Pak Rohmad itu sangat kuat, sehingga waktu ia menyodok, waktu itu pula tubuh Patricia terdorong ke depan dan ia otomatis menggerakkan satu tangannya maju ke depan.. Sementara Pak Rohmad tentu ingin terus menikmati kemaluan Patricia yg sempit dgn terus memaju-mundurkan kemaluannya berulang-ulang. Hal itu dilakukannya terus menerus. Dan setiap kali Pak Rohmad mendorong kemaluannya ke depan, waktu itu pula Molin menggerakkan tangannya ke depan bergantian sehingga tubuhnya maju selangkah demi selangkah. Hal itu berlangsung terus menerus sampai akhirnya tanpa terasa mereka telah membuat satu putaran mengelilingi lapangan basket. Dan di sepanjang perjalanan Patricia terus mendesah-desah pertanda nikmat dan Pak Rohmad pun tentu juga puas hatinya. Memang begitulah olahraga seharusnya dilakukan, berkeringat dan mengeluarkan banyak tenaga tetapi waktu lewat dgn cepat tanpa terasa karena begitu enjoy dikala melakukannya. ( POKER )
Setelah itu Pak Rohmad menggendong Patricia. Tubuh Molin yg putih mulus dan telanjang bulat itu digendong oleh gurunya yg kulitnya sawo matang. Tetapi, itu bukan sekedar gendong-gendongan biasa, karena waktu Molin digendong itu, kemaluannya tertembus oleh kemaluan hitam Pak Rohmad. Kemudian Pak Rohmad menggerak-gerakkan tubuh Molin naik turun, dan Molin pun juga ikut menggerakkan tubuhnya naik turun di dalem gendongan Pak Rohmad. Lagi-lagi Molin mendesah-desah dibuatnya. Setelah itu mereka melakukan itu dgn Pak Rohmad berjalan dan berjalan sampai ke tengah-tengah aula itu. Setelah itu malah Pak Rohmad berlari sambil menggendong Molin yg terus menggerak-gerakkan tubuhnya! Sampai dua kali bolak balik. Sementara dada Molin kini jadi berguncang-guncang dgn hebat. Pertama karena gerakan lari, kedua karena disodok-sodok kemaluan yg besar dan hitam itu. Tentu semua orang tahu pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Tetapi pepatah itu sudah kuno ketinggalan jaman. Karena sekarang ini jadi “guru dan murid barengan lari sambil orgasme”. Karena Patricia jadi tak tahan lagi kemaluannya disodok-sodok kemaluan Pak Rohmad sekaligus digendong sambil dibawa lari begitu, sehingga akhirnya ia, orgasme lagi. Itulah orgasmenya yg ketiga! Dan kemaluannya jadi basah kuyup. Dan tak lama setelah itu, Pak Rohmad pun juga akhirnya tak bisa menahan lebih lama lagi dan ia mengalami ejakulasi. Ditumpahkannya seluruh spermanya yg banyak sekali keluarnya di dalem kemaluan Molin. Tetapi setelah ejakulasi pun, kemaluannya masih mengeras. Karena itu, ditelentangkan Molin dimatras, lalu ia kembali menusuk-nusuk kemaluan Molin. Sepertinya ia ingin menghisap dan menyerap sari madu perempuan itu sampai betul-betul tak bisa diserap lagi. Sampai akhirnya kemaluannya melembek, baru ia menghentikan tusukan-tusukannya itu. Jadi skor akhir: 3-1 untuk Pak Rohmad. Setelah itu, barulah Pak Rohmad mencabut kemaluannya dari dalem tubuh Molin. Kemaluan hitam perkasa yg tadi begitu keras itu pun kini mulai melembek. Setelah itu ia membantu perempuan itu berdiri. “Kamu bisa berdiri, Molin?” tanyanya.. Perempuan itu tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya. Dirasakannya kemaluannya agak nyeri dan berdenyut-denyut. Pak Rohmad melihat sebagian sperma yg sebelumnya ditumpahkan di dalem kemaluan perempuan itu kini meleleh keluar, bagaikan anak sungai mengalir turun di pahanya yg putih. Ia sangat puas hatinya bahwa Molin yg innocent, cakep, sexy, dan putih mulus itu akhirnya dibuatnya menjadi bukan perawan lagi. Karena ia menganggap dirinyalah yg telah memerawani Molin yg tentu sekarang nggak bisa disebut innocent lagi. Ia melihat adanya darah di kemaluan perempuan itu waktu kemaluannya pertama kali menembus kemaluannya. Dan ia merasakan betapa sempitnya kemaluannya. Ditambah lagi karena perempuan ini belum pernah pacaran, jadi tentu dianggapnya masih perawan. Karena itu ia sangat bangga bahwa kemaluannya yg perkasa akhirnya berhasil menembus dan mengoyak kemaluan pelajar teladan itu untuk kali pertama. Selain berhasil memerawani perempuan itu, ia juga merasa aman dgn kariernya serta hubungannya dgn istrinya. Karena ia yakin Molin tidak akan melaporkan kejadian itu, meski ia melakukan pelanggaran seksual terhadap diri pelajar itu. Terutama setelah perempuan itu juga mendapat orgasme tiga kali! Sehingga ia tidak dapat dikatakan telah memaksanya atau memperkosanya. ( LIVE POKER )
Masa diperkosa kok malah orgasme tiga kali! Sementara ia sendiri juga tidak akan membocorkan hal itu, demi karier dan takut dgn istri karena istrinya lebih dominan. Setelah itu tanpa berkata sepatah pun keduanya mengenakan pakaian masing-masing. Kemudian mereka berjalan keluar kompleks sekolah itu tanpa ada satu orang pun. Waktu itu Molin merasakan kemaluannya agak nyeri sehingga ia harus berjalan sambil kedua kakinya agak dibuka melebar. Tak lama kemudian suasana sekolah itu jadi betul-betul sunyi senyap di tengah kegelapan malam. Tetapi apa yg dialami oleh para pelaku setelah itu tidaklah sesunyi seperti tempat kejadian itu. Tadi dikatakan untuk urusan ginian biasanya “sikat dulu, yg lain urusan belakangan”. Nah, “yg lain” ini muncul waktu Pak Rohmad tiba di rumahnya. Istrinya agak curiga dgn suaminya itu. Apalagi pulang telat sampai hari gelap. Ia curiga kalau suaminya baru “jajan” di luar. Apalagi suaminya langsung membasahi serta merendam celana dalemnya. Suatu hal yg tak biasa. Ia curiga, apakah itu untuk menghilangkan jejak sisa-sisa sperma sehabis pertempuran di luar? Untuk itu malamnya ia mengetest suaminya di ranjang. Dan hasilnya? Sangat spektakuler! Karena istrinya itu dibuatnya berkejab-kejab sambil merem melek! Memang hebat Pak Rohmad ini. Sorenya baru menghajar Molin sampai tiga kali, malamnya masih bisa membuat istrinya menggelepar-gelepar dan megap-megap kayak ikan mas kekurangan air. Tetapi bagaimana pun ia adalah manusia biasa yg tak bisa melawan proses alam. Ia tak bisa menipu istrinya yg jeli bagai anjik pelacak itu. Istrinya curiga karena volume sperma yg keluar jauh lebih sedikit dari biasanya. Untung istrinya tidak mendesaknya lebih lanjut. Seandainya ia terpaksa harus mengaku pun, ia bertekad tidak akan memberitahukan identitas sesangatnya perempuan yg disetubuhinya waktu itu. Itu sudah menjadi komitmen pribadinya terhadap Molin. Istrinya hanya bisa curiga saja tapi ia tak punya bukti nyata. Tetapi semenjak itu hidup Pak Rohmad jadi semakin menderita di bawah ketiak istrinya. Karena Bu Ratinuk jadi semakin ketat mengontrol suaminya. Setelah hari itu, ia tak mendapat kesempatan untuk mengulangi hal yg sama lagi dgn Molin atau perempuan mana pun, karena kontrol super ketat dari istrinya, termasuk pengecekan reguler isi botol dari pengosongan yg illegal. Yah, paling tidak aku sudah pernah menikmati Molin, perempuan idaman satu sekolah, katanya menghibur diri. Tak lama setelah kejadian itu, Molin lulus SMU dan pindah ke kota lain untuk melanjutkan kuliahnya. Sementara Molin malam itu sedang tiduran di kamarnya. Tubuhnya pegal-pegal. Seperti sehabis melakukan exercise. Tapi juga puas. Karena itu bukan exercise biasa melainkan Sexercise. Belum pernah ia merasakan seperti yg barusan dialami. Pak Rohmad memang hebat. Tiga kali ia dibuatnya orgasme! Sekarang kemaluannya sudah tidak nyeri lagi. Tapi rasanya perlu waktu untuk istirahat paling tidak berhari-hari, setelah barusan dihajar bertubi-tubi dari berbagai posisi oleh kemaluan raksasa Pak Rohmad yg hitam perkasa itu. Kini memang waktu untuk pemulihan otot-otot tubuh terutama otot kemaluannya agar kembali ke posisi semula dan rapat kembali. Ada waktunya exercise (atau Sexercise), ada pula waktunya istirahat. Karena kesehatan tubuh memang penting. Olahraga penting bagi kesehatan tubuh. Apalagi olahraga yg memberikan kepuasan batin kayak gini, pikirnya. Sekarang waktunya tidur deh. Ia bangkit dari ranjangnya untuk mematikan lampu kamarnya. Tak lama kemudian ia tidur dgn nyenyak di dalem kamarnya yg gelap. TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar