Selamat Datang Di PokerMulia.com !!! Dengan Modal 20ribu Bisa Membawa Pulang Jutaan Rupiah !!! JOIN NOW !!!

Blogroll

Spinning Kunai - Naruto

Kamis, 20 Oktober 2016

Wanita Berdarah Jepang yang hot


Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Nyata, Cerita Sex Terbaik, Cerita Sex Hot
BANDAR Q | ADU Q | DOMINO QQ | POKER | CAPSA SUSUN | BANDAR POKER

Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Hanny. Aqu berpacaran dgn seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya MeiLing. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibaygkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk ke tenggorokannya akan kelihatan).Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yg baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa filem yg kami tonton. Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aku tak mengerti rasa apa yang sedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yg keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.
Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeansnya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CDnya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yang telah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan tubuhnya sedikit mengejang. Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia klimaks lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, MeiLing seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya gagang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik, “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan. Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. MeiLing terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah “Terus MeiLing, enak.” Semakin cepat tempo yang dilakukan, semakin berdesir darahku. Tangan MeiLing membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku. Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat.
“Jim kenapa? Enak ya.” Aku cuma tersenyum sambil mengangguk.
“Aah.. ahhh sedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu. MeiLing berkata,
“Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.” Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi,
“Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi. Aku cuma berbisik,
“Makasih ya, enak loh, belajar dimana?”
MeiLing tersenyum dan berbisik, ”Loh kan elo yang ajarin."
“Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.
Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau rugi. Kumanfaatkan kesempatan,
“Mau yang lebih enak nggak?” kutarik tangan MeiLing dan mulai kukulum bibir mungilnya. Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah
“Ach…” entah mengapa semakin aku mendengar desahan MeiLing semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan MeiLing pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil MeiLing. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut MeiLing dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja
“French Kiss” yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat.
Tanganku semakin aktif kubuka baju MeiLing sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan MeiLing ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang MeiLing rasakan. Sesekali kupandang mata MeiLing yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan
“Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar dari mulut MeiLing yang mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang MeiLing sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya,
“Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa MeiLing telah klimaks untuk yang pertama. Tangan MeiLing sudah semakin mengerti, dibukanya kancing dan restletingku, dipegangnya gagang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat.
“Achhh…” kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan.
Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala MeiLing sambil kubisikkan,
“Isep dong!” MeiLing pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai gagang dan sesekali dimasukkannya gagang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan MeiLing pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan gagang wasiat peninggalan nenek moyang. hehehe
“Achhh…” keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik MeiLing, kubuka celana jeansnya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah MeiLing yang terpejam kenikmatan. Tangan MeiLing sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan MeiLing. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. MeiLing pun menggelinjang, “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan MeiLing.
Kulihat MeiLing terkulai kenikmatan, kutarik tubuhnya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan MeiLing sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah gagangku mengarah. “Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga gagang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat MeiLing terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana. “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan MeiLing pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya. Kami terkulai lemas, kulihat MeiLing tersenyum sambil berbisik,
“Mau lagi dong!” Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala MeiLing dan sedikit kutundukkan, MeiLing pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermain dengan tongkat wasiatku. Gagang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Gagang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.
Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik MeiLing untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan MeiLing. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik MeiLing yang semakin teransang kenikmatan. Kubuka lebar kedua paha MeiLing sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan gagang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti,
“Achhh…” MeiLing kembali mencapai klimaks. Melihat MeiLing terkulai lemas kuangkat tubuhnya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat MeiLing sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan gagang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aqu berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha MeiLing. Kuhujam gagang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali gagang itu ke kemaluan MeiLing. Tanganku berpegang pada kedua pinggul MeiLing dan perlahan tapi pasti kupacu gagang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan MeiLing. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut MeiLing.
Sebentar kupandang wajah MeiLing yang meringis kesakitan,
“Tapi enak kan?” Kulihat MeiLing mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. MeiLing mulai terkulai lemas, tanpa peduli terus kupacu gagang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar gagang kemaluanku dan kubalikkan tubuh MeiLing yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri gagang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya
“Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara MeiLing. Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan MeiLing agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.
“Biar lebih kenceng,” kataku. MeiLing cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai,
“Masih mau yang lebih enak lagi?” tanyaku.
“Iya dong,” jawab MeiLing sambil terkulai lemas. Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.
Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi.
“Selamat malam Om,” sapaku. Ayah MeiLing hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang. Kubisikkan,
“Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak.” MeiLing cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang.
__________________
• TAMAT •














0 komentar:

Posting Komentar

 
close
Banner iklan disini